Model ini merupakan tanggapan atas kelemahan dan kekurangan model Institutional. Di sini Gereja dipahami sebagai Gemeimschaft yang ditandai oleh relasi interpersonal di antara para anggota, mengedepankan kesetaraan, hubungan antar anggota secara langsung, tidak mengenal specialisasi khusus, ada intimitas dan kebersamaan yang terbentuk menciptakan kuktur kita, rasa senasib sepenanggungan, dan memupuk rasa solidaritas kelompok.
Pemahaman Gereja
Menurut Emil Brunner Gereja sebagai persekutuan atau persaudaraan yang ditandai oleh sifat egalitarian menarik perhatian banyak teolog, seperti Emil Brunner. Ia memahami Gereja sebagai persaudaraan atau persekutuan pribadi-pribadi. Selanjutnya, Dietrich Bonhoeffer menegaskan bahwa Gereja adalah persekutuan antar pribadi yang didasari oleh cinta yang altruis, tidak menuntut, tetapi memberi.
Yves Congar menegaskan bahwa dalam eklesiologi ini ditekankan unsur persahabatan antar pribadi, antara manusia dengan Allah, persahabatan manusia dgn Yesus sendiri. Memiliki dasar dalam relasi Yesus dgn para muridnya yang ditandai oleh penerimaan, pengampunan, pemberdayaan, mendukung satu sama lain. Sementara, menurut Jerome Hammer, dalam persekutuan ini ada relasi vertikal dan horizontal, membutuhkan institusi dan relasi interpersonal.
Kekuatan model ini adalah menumbuhkan relasi interpersonal, memperkuat kohesi dalam kelompok dan menumbuhkan rasa saling ketergantungan di antara para anggota, memiliki dasar kuat dalam Kitab Suci dan Tradisi Gereja (Kis. 2 dan 4, Roma 8, 1 Kor. 12.).
Model ini juga mendukung gerakan ekumenisme dan dialog antaragama, mendapat dukungan kuat dari Magisterium sebagaimana terungkap dalam ensiklik Tubuh Mistik Kristus KV II - sidang sinodal para Uskup yang melahirkan pemahaman Gereja sebagai a dynamic communion of communities (bdk.
Gagasan Gereja sebagai Umat Allah).
Eklesiologi ini memiliki landasan teologis yang kuat, yakni berakar dalam persekutian ketiga Pribadi Ilahi dan juga berakar dalam antropologi, yakni kesadaran bahwa manusia itu mahluk individual dan sosial. Manusia dapat tumbuh dan berkembamg dalam jalinan kerja sama dengan orang lain.
Kelemahan model ini adalah adanya kekaburan hubungan antara dimensi jasmani dan spiritual.
Ada kecenderungam mengilahikan Gereja serta tidak mampu menunjukkan kejelasan identitas dan misi gereja.
Kelemahan model ini adalah adanya kekaburan hubungan antara dimensi jasmani dan spiritual.
Ada kecenderungam mengilahikan Gereja serta tidak mampu menunjukkan kejelasan identitas dan misi gereja.
Posting Komentar