Sejak masuk SMA hingga lulu kuliah dan memasuki dunia kerja, saya sudah tidak tahu lahi berapa pulih tes kepribadian yang sudah saya lewati.
Mulai dari test IQ, EG, AQ, hingga test MBTI (Myrr-Briggs Type Indicayor) yang membentangkan 16 macam kepribadian, yaitu:
- ISTJ, ISTP, ISFJ, ISFP,
- INFJ, INFP, INTJ, INTP,
- ESTP, ESTJ, ESFP, ESFJ,
- ENFP, ENFJ, ENTP, dan ENTJ.
Huruf-huruf kapital di atas adalah gabungan dari karakter dominan berikut:
- Introvert (I) vs Esktrovert (E) – Sifat dasar seseorang untuk memusatkan perhatiannya.
- Sensing (S) vs Intuition (N) – Sifat dasar seseorang untuk memahami sebuah informasi.
- Thinking (T) vs Feeling (F) – Sifat dasar seseorang untuk menarik kesimpulan dan mengambil keputusan.
- Judging (J) vs Perceiving (P) – Sifat dasar tentang pola hidup seseorang.
Pensek kata, banyak orang yang sudah mencoba alat tes ini. Alasannya, ya ingin mengenal diri sendiri lebih jauh.
Paling tidak, seperti alat-alat tes psikologi lainnya, melalui tes ini, banyak orang yang merasa lebih memahami kekuatan dan kelemahan yang tertanam dalam dirinya.
Dengan pemahaman diri sendiri yang baru, hal tersebut diharapkan dapat memengaruhi hidup dalam berbagai aspek, termasuk tipe pasangan dan pekerjaan yang cocok.
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana tingkat akurasi tes ini?
Pada tahun 1991, komite National Academy of Sciences meninjau data dari penelitian MBTI, dan mencatat jika kurangnya nilai yang terbukti dari tes tersebut.
Bisa dibilang, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menegaskan jika tes MBTI terbukti akurat untuk menebak personalitas masing-masing orang.
Tentu, tak ada alat tes apapun yang bisa merangkum kepribadian manusia yang begitu dinami
Hanya saja, perusahaan, institusi pemerintah/swasta, dan perkumpulan lainnya butuh alat ukur tertulis sebagai acuan dalam membangun kerjasama.
Sumber: https://www.16personalities.com
lusius-sinurat
Posting Komentar