iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Rebutan Pengaruh Amerika dan Cina pada Pilpres 2024

Rebutan Pengaruh Amerika dan Cina pada Pilpres 2024

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 turut mengundang perhatian dunia internasional, khususnya dua poros kekuatan ekonomi dunia yaitu Amerika Serikat dan China.

Pemilu 2024 di Indonesia diprediksi akan melahirkan chaos. Walaupun kita sangat berharap pemilu ini berlangsung dengan lancar dan tidak ada kerusuhan.

Namun, chaos bisa terjadi karena ketiga pasangan calon yang muncul bukanlah pasangan ideal yang diinginkan oleh rakyat. Ketiganya adalah pilihan dari partai politik dan jauh hari telah dipersiapkan sedemikian rupa. Persoalannya, (koalisi) partai politik punya kepentingan berbeda.

Walau hanya menduga-duga, sebagian besar partai-partai yang terlibat pada Pemilu 2024 diduga disponsori oleh negara lain. Paling tidak  ormas-ormas partai disinyalir telah didanai kepentingan asing.

Amerika dan Cina, dua kekuatan ekonomi dunia pasti memiliki kepentingan dengan pemerintah Indonesia. Baik secara langsung, maupun tidak langsung, kedua negara adidaya ini pasti berupaya memengaruhi kebijakan dan arah politik di Indonesia pada pilpres mendatang. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kedaulatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Geopolitik dan Posisi Strategis Indonesia

Kondisi geopolitik dunia dan posisi Indonesia yang juga merupakan negara besar pasti akan mengundang ketertarikan tersendiri bagi negara yang sedang bersaing di dunia.

Negara sebesar indonesia pasti akan mengundang interest politik negara yang secara geopolitik sedang bersaing. Di sisi lain, Amerika dan Cina, sebagai negara terkuat di dunia tentu dia punya prefensi siapa yang bakal memimpin indonesia.

3 Capres Diperebutan USA dan Cina

Beberapa nama bakal calon presiden 2024 yang sudah muncul seperti Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo punya prefensi masing-masing atas kondisi geopolitik dunia. 

Anies dan Prabowo, misalnya pernah berhubungan intens dengan Amerika Serikat sedangkan Ganjar tidak punya pengalaman kesana. Anies bahkan beberapa kali ke Amerika. Begitu juga dengan Prabowo, melalui bisnis adiknya Hasyim Djoyokusumo.

Ganjar tidak punya pengalaman dengan Amerika. Ganjar juga tidak pernah sekolah di sana. Di titik ini, dalam konteks geopolitiknya, Ganjar hampir pasti lebih di-endorse oleh Cina.

Kondisi Geopolitik Indonesia

Konteks geopolitik di atas tentu berpengaruh dalam pemilihan di indonesia. Ada kekuatan antara Amerika dan Cina akan terjadi: Amerika lebih cenderung ke Anies dan Prabowo versus  Cina yang lebih cenderung ke Ganjar.

Ganjar dianggap golden boynya oligarki, dan posisi ini banyak berhubungan dengan modal-modal atau investasi dari Cina. Ini yang telah dilakukan oleh pemerintahan Jokowi, lewat pendekatan brilian supermenterinya Luhut Binsar Panjaitan.

Mari kita tunggu apa yang akan terjadi, sembari menikmati segelas kopi menonton tarik menarik pencalonan bacawapres Gibran Rakabuming sebagai pendamping bacapres Prabowo Subianto. 

lusius-sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.