iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Paket Rohani Pemilu 2024



Suatu ketika ada sekelompok pendeta membawa proposal dana kepada salah seorang caleg yang loba duit. Para pendeta ini kebetulan merangkap panitia paskah okumene (gabungan beberapa gereja Kristen).

Paskah ini dirayakan setelah 3 hari kematian Yesus. Kita tahu kematian Yesus antara lain terjadi karena ulah para politisi yang berkelindan dengan para tokoh agama.

Panitia Paskah okumene pun sungguh tahu hal ini. Itu pula alasan mereka untuk menegaskan kalau "para politisi harus membayar mahal kejahatan kaum mereka terhadap Yesus di masa lalu".

Di meja sekretariat tim pemenangan caleg lain tersusun berantakan tumpukan proposal pembangunan dan perbaikan gereja. Entah kenapa juga "rumah Tuhan" itu selalu rusak pada saat pemilu.

Hebatnya, panitia pembangunan gereka punya alasan biblis untuk pertanyaan di atas. Menurut mereka kerusakan gereja mereka mereka justru karena ulah para pebisnis yang berjualan di gereja.

Usut punya usut, panitia pembangunan gereja menduga bahwa pedagang yang pernah diusir Yesus saat berjualan di gereja itu sebagian sudah maju sebagai caleg.

Inilah saatnya para caleg yang aslinya para pedagang itu harus membayar ganti rugi semua kerusakan yang dilakukan kaum pedagang itu saat mengubah gereja jadi pasar.

Selain baiaya perayaan suci dan pembangunan tempat suci, umat "beriman" juga punya cara ya g relatif aman untuk mengusik kantong para caleg.

Diadakanlah perayaan pesparawi dan pesparani ekslusif. Disebut eksklusif karena perayaan organisasi dibawah kemeng ini dirayakan khusus di masa pemilu.

Kalu biasanya dana kegiatan ini bersumber dari pemerintah (daerah), swadaya masyarakat, dan sisanya ditutupi caleg yang seiman.

Dalam perayaan inilah Mazmur Daud dikumandangkan, nyanyian para malaikat diirimgi bunyi nafiri dan sangkakala dilantunkan, dan anak-anak hingga dewasa dipaksa menghafal beberapa ayat kitab suci dan disuruh ber-story telling-ria.

Hadiahnya pun jadi beragam dan lebih mahal harganya. Semilainya pun seturut kemampuan caleg, baik caleg tk II, caleg Tk I, caleg Pusta, hingga calon DPD yang hadir dan menyumbang.

Lomba paduan suara, vical group, kuis kitab suci dan story telling hanyalah backdrop acara. Inti acara adalah mengulosi caleg dan sambutan caleg untuk memilihnya.


Semua umat larut dalam sukacita. Para peserta lomba bahkan berjoged superceria karena banyak hadiah. Belum lagi makanan berlimpah dan souvenir dari caleg untuk umat yang hadir.

Entah mengapa pula perayan beginian selalu lebih menarik dirayakan menjelang pemilu. 

Ingat, sebentar lagi sudah mau Natal. Mustahil kalau 100% biaya perayaan Natal tidak mencubit kantong para caleg. 

Siapa suruh suara harus dibeli. Tuh masyarakat pun jasi jualan suara kan? 

#sainaadongdo

lusius-sinurat

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.