Jangankan minta bantuan, membantu masyarakat miskin saja kita harus sabar. Di Ramunia, Deliserdang, para petani yang kehilangan tanah karena ekspansi bisnis TNI justru menjadi korban ormas yang mengadvokasinya.
Ini terjadi karena para petani itu salah memilih ormas yang membela mereka. Ketua ormas yang mengaku pengacara kepada para petani itu bahkan melarikan uang sebesar 30 juta rupiah yang telah dikumpukan para petani untuk membantu mereka.
Demikian juga warga di sekitar jalan tol dan rel kereta api di Medan Deli yang rumahnya belum mendapat saluran air dari PDAM. Secara hukum, masyarakat sangat jelas telah melanggar aturan, karena mereka membangun pemukiman di wilayah rawan.
Begitulah kalau warga salah memilih "corong" mereka bisa jadi korban para caleg yang mengambil kesempatan.
Baik petani maupun warga yang rumahnya belum dialiri air bersih sama-sama tak mendapat bantuan maksimal justru karena kesalahan mereka. Bantuan gratis justru sering ditolak. Atau mereka tak mau berkorban samasekali.
Posting Komentar