Di negara kita, kemungkinan dan ketidakmungkinan (Impossible is [I am] Possible ) selalu bisa diatasi dengan kekuasaan. Jangan heran ketika penjual martabak dan pemili coffeeshop punya banyak uang untuk mencalonkandiri jadi walikota dan menang. Atau, ketika penjual goreng pisang bisa jadi ketua partai dalam sekejap. Tentu bisa aja, karena ketiganyabadalah anak dan mantu presiden.
Betapa dahsyatnya kekuasaan itu, hingga para politisi senior, mantan kepala daerah, pesohor dan taipan kaya pun tertarik untuk mencalonkan diri sebagai caleg pada pemilu 2024.
Di Sumut, misalnya, jumlah pengusaha Tionghoa yang ingin menjadi caleg berkembang pesat. Mereka yang tadinya diperlakukan sebagai obyek ranpasan oleh petugas pajak dan OKP, kini kustru menjadi bagian dari penguasa yang berkuasa penuh atas usahanya.
Artinya, bukan hanya keluarga Presiden Joko Widodo seperti Gibran, Bobby Nasution, atau Kaesang yang berhasrat menduduki posisi strategis di pemerintahan ataus di partai politik. Keluarga taipan, penguasa media, para artis, preman setempat yang dapat setoran, tuan takur dan tuan tanah di desa, bahkan para rentenir pun berlomba menjadi caleg pada pemilu kali ini.
Hari Tanoe Soedibyo bahkan merasa tak ada artinya jadi pengusaha yang selalu dipajak negara dibandingkan menjadi pengusaha sekaligus penguasa yang bisq menghasilkan Uu dan aturan baru di legislatif. Maka ia memboyong istri dan putra-putrinya sebagai caleg.
Surya Paloh sudah duluan mengikuti jejak Megawati dan keluarga, SBY dan keluarga, juga keluarga² politisi, taipan, artis dan para ketua ormas lainnya.
Kenyataannya, sebahaiman ditayangkan oleh salah satu tivi swasta, dinasti politik dalam kurun waktu tahun 2017-2020 saja sudah terjadi di 247 kab/kota dari 508 kab/kota yang menggelar Pilkada.
Luarbiasa! Tak hanya itu, demi mewujudkan dinasti politik itu, para penguasa berupaya mengubah aturan baku tentang capres/cawapres, caleg, dst.
Dari fakta-fakta di atas kita bisa simpulkan bahwa cara terbaik untuk menjadi orang cepat tajir di negeri ini adalah dengan menjadi penguasa. Sebab, hanya penguasa lah yang digaji besar oleh negara, dan dengan jabatan itu ia punya kesempatan berkelindan dengan pengusaha, sebelum akhirnya ia berkelindan dengan korupsi.
Selamat memasuki negeri yang bumi dan segala kekayaan alam yang terkandung didalamnya kini sedang diperebutkan oleh partai politik, untuk selanjutnya dijual kepada para taipan. Kepada para taipan itu, partai politik tega menjadikan mereka sebagai caleg nomor 1-3, dan menggeser para kader potensial tapi tak berduit.
Partai tak peduli latarbelakang mereka, karena partai hanya butuh cuan mereka. Maka suburnya dinasti politik di negeri ini tak bisa dilepaskan dari cara kerja partai politik. Betapa pun riuhnya dinamika perpolitikan di negeri ini, banyak calon pemilih pada Pemilu 2024 lebih suka melihat foto gadis cantik berdarah Yahudi ini, Gal Gadot.
Posting Komentar