iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Wow

Wow
Tak semua kekaguman terungkap lewat kata atau kalimat. Gesture juga memainkan peran yang signifikan. Itu sebabnya, ketika melihat orang yang mengagumkan, tubuh kita secara spontan langsung bergetar dan merasakan sesuatu yang aneh dan ganjil.

Mulut mengaga, tangan menutup mulut, senyum sendiri, dan berbagai gestur salah tingkah lainnya adalah ekspresi kekaguman.

Seseorang yang sedang berbicara di panggung sering menyaksikan "yang tidak fokus pada apa yang ia bicarakan", tapi malah senyam-senyum sendiri.

Begitulah kekaguman tak selalu beralasan. Ada gadis yang kagum hanya melihat artis korea yang bahkan lebih "cantik" darinya.

Ada juga pria yang tak berkedip saat melihat aktris idolanya. Bahkan ketika ia hanya menonton penampilannya di layar smartphonenya.

Gesture, termasuk mimik adalah bagian tak terpisahkan dari rasa kagum, sebal, takut, gembira, bahkan ketika kita stres.

Tapi gestur "kagum" adalah yang paling unik. Bagaimana tidak. Orang bisa merasa malu sendiri dengan menggaruk-garuk kepalanya hanya karena dari kejauhan ia melihat idolanya.

Biasanya, kaum remaja lah yang umumnya bertingkah begitu. Itu karena seorang selalu mudah kagum. Ia butuh "gantungan" yang kita sebut idola.

Bahkan ketika idola itu tak ia butuhkan, ia pun bisa mengagumi dirinya.Saya jadi ingat teman saya waktu SMA. Namanya Klemen. Ia selalu minta konfirmasi kepada teman-temannya sesaat setelah ia berdandan, "Ganteng do au kan?" (Aku ganteng kan?)

Mengagumi itu wajar. Ekspresi kekaguman itu pin sah-sah saja. Bukankah kita mencintai alam karena kekaguman pada semesta? Lagi, bukankah iman kita kepada Tuhan bermula dari rasa kagum pada karyaNya?

lusius-sinurat


Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.