iCnHAQF62br424F1oK8RwyEkyucx21kDoKaV2DdH

Pendidikan Katolik Di Era Digital

Pendidikan Katolik Di Era Digital
Instruction of the Congregation for Catholic Education (ICCE), “The Identity of the Catholic School for a Culture of Dialogue” (Vatican City, 2022) atau Identitas Sekolah Katolik Untuk Budaya Dialog yang dikeluarkan oleh Kongregasi Untuk Pendidikan Katolik membentangkan makna pendidikan katolik saat ini dengan gamblang.

Masalah yang sering muncul terkait pendidikan Indonesia adalah perlunya kesadaran yang lebih jelas dan konsistensi tentang identitas Katolik dari institusi-institusi pendidikan Gereja di seluruh dunia. Berhadapan dengan globalisasi yang diikuti oleh kemajuan teknologi informasi yang sangat dahsyat, Paus Fransiskus menegaskan pentingnya identitas sebagai Katolik.

"Kita tidak dapat menciptakan budaya dialog jika kita tidak memiliki identitas,” kata Fransiskus. Gereja Katolik tidak hanya ekspresi kelembutan dan kasih, tetapi juga memiliki kekuatan untuk menjadi pembimbing dan guru. Gereja sekalgus seorang ibu dan guru. Sebab Gereja  adalah "tiang penopang dan dasar kebenaran" (bdk. 1 Tim 3, 15). Oleh karena itu, Gereja memiliki peran dalam kemajuan dan perkembangan pendidikan. 

Prinsip-prinsip dasar” pendidikan Kristen di sekolah

Pendidikan sebagai pembentukan pribadi manusia, adalah hak universal. Pendidikan sejati bertujuan untuk pembentukan pribadi manusia dalam mengejar tujuan akhir dan kebaikan masyarakat di mana, sebagai manusia, dia adalah anggota, dan di mana kewajibannya, sebagai orang dewasa, dia akan berbagi.

Orang tua memiliki hak dan tanggung jawab utama dalam memilih pendidikan. Negara bertanggung jawab untuk mendukung keluarga dalam pemenuhan hak memilih sekolah dan rencana pendidikan.

Di pihak Gereja, ia memiliki kewajiban untuk mendidik. Gereja sebagai seorang ibu terikat untuk memberikan kepada anak-anaknya ini pendidikan yang memungkinkan seluruh hidup mereka dijiwai dengan semangat Kristus.

Keberhasilan dunia pendidikan pertama-tama tergantung pada prinsip gotong royong dan kerjasama yang sehat antara orang tua dan guru. Seturut ensiklik Lumen Gentium menegaskan bahwa sekolah bukan sebagai institusi tetapi sebagai komunitas.

Sebagai komunitas, sekolah Katolik bertujuan membantu kaum muda agar dalam perkembangan kepribadian sendiri tumbuh bersama sebagai ciptaan baru yang mereka dapatkan lewat baptisan mereka,” serta “untuk menata seluruh budaya manusia berdasarkan warta keselamatan, sehingga pengetahuan tentang dunia, kehidupan, dan manusia yang secara bertahap diperoleh siswa, diterangi oleh iman.

Sekolah Katolik hidup dalam arus sejarah manusia dan dipanggil untuk mengikuti perkembangannya untuk menawarkan layanan pendidikan yang sesuai dengan zaman sekarang. Sekolah katolik harus mampu mengintegrasikan penerusan warisan budaya dan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dengan tujuan utama mendidik individu, yang harus disertai upaya untuk mencapai perkembangan integral dengan menghormati kebebasan dan panggilan individu mereka.

Sebuah sekolah diberi identitas khusus "KATOLIK" merujuk pada konsep Kristiani tentang hidup yang berpusat pada Yesus Kristus. Di titik ini tugas sekolah Katolik dalam penelitian ilmiah adalah untuk menyatukan secara eksistensial dengan usaha intelektual dua tatanan realitas yang begitu sering diadu seolah-olah bertentangan: pencarian untuk kebenaran, dan kepastian bahwa sudah mengetahui sumber kebenaran.

Namun hal terpenting dari karakter gerejawi Sekolah Katolik adalah "sekolah untuk semua, terutama yang paling lemah". Artinya, berdirinya lembaga pendidikan Katolik merupakan tanggapan terhadap kebutuhan orang-orang yang kurang beruntung secara sosial dan ekonomi.

Posting Komentar

Saat menuliskan komentar, tetaplah menggunakan bahasa yang baik, sopan dan sebisa mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Please jangan mencantumkan link / tautan ya. Terimakasih.