Produk pertanian karo bahkan telah berhasil mengekspor hasil pertaniannya ke daerah lain, hingga ke luar negeri. Tentu saja keberhasilan ini akan menambah PAD untuk kab. Karo.
Itu sebabnya, di masa lalu, sektor pertanian tampak menjanjikan di masa depan. Faktanya, tingkat populasi bumi kita semakin meningkat, maka konvensi lahan pertanian menjadi pemukiman seakan tak terhindarkan.
Akibatnya, kuantitas lahan pertanian makin menyempit, sementata kebutuhan akan pangan justru meningkat drastis. Dengan produk yang semakin sedikit, namun permintaan sangat tinggi, maka harga akan semakin mahal.
Tentu, fakta ini akan menguntungkan petani, dan profesi petani pun dipandang sangat menjanjikan. Namun, tingkat konversi lahan yang tinggi ini justru menyebabkan pemanasan global.
Iklim dan cuaca pun berubah secara drastus, hingga berakibat pada kualitas tanaman petani yang menurun dan gagal panen kerap terjadi. Kondisi di atas sangat merugikan petani.
Mereka harus memiliki jangka waktu panen yang lebih lama, bahkan setelah ditanam merek tak bisa memastikan akan menguntungkan, atau justru malah rugi. Inilah yang terjadi dengan para petani di tanah Karo Simalem.
Kami yang sebagian besar adalah anak petani justru sadar bahwa menjadi petani bukanlah sesuatu yang menarik lagi.
Dengan tingkat resiko gagal panen yang semakin sering terjadi akibat pemanasan global, ditambah fakta bahwa modal yang dibutuhkan petani semakin besar, maka kami, sebagai remaja Karo justru semakin yakin bahwa "profesi petani samasekali tidak menjanjikan" pada saat ini.
Kabanjahe. 14 Juni 2023
Penulis : siswa-siswi SMAN 1 Kabnjahe (Alfrendi, Repita, Ferina, Priskilla)
Penyunting: lusius-sinurat
Posting Komentar