Bulan menjamin cahaya malam ini. Hanya cahaya bulan yang membatasi antara gulita dan setengah gulita. Doa permohonan saat Doa Lingkungan di rumah tetangga, agar Tuhan menganugerahkan cuaca yang cerah memang dikabulkan.
Sayangnya para petugas PLN tersinggung. Umat yang hadir tak memohon kepada mereka agar listrik tidak dipadamkan, alias dijamin akan tetap menyala sepanjang malam ini.
Sebagai balasan mereka, listrik pun dipadamkan. Begitu Doa Lingkungan selesai, listrik di lingkungan kami benar-benar byarrrr-pet alias mati-hidup-mati hingga jam 1 subuh.
Dongantubu yang pernah bekerja di PLN tak mungkin pula saya mintain pertolongan. Lha gimana, dia aja sudah pensiun. Sedangkan saat aktif saja belum tentu dia mau bantu ha ha ha..
Jadi, satu-satunya yang tersisa hanyalah asyiknya obrolan kami tadi sore di tongkrongan @srikandi bareng bang @jonisinurat dan ban @robert_sinurat_rps. Tadi sore kami bercengkerama dengan asyik tentang berbagai hal, terutama soal pencalonan salah satu dongantubu kami yang lainnya menjadi caleg DPRD kota Medan.
Kini yang tersisa hanyalah suara obrolan orang dewasa yang sedang ngorbrol sembari menghindari gigitan nyamuk. Juga tangisan bayi yang kepanasandan hi gga tak bisa tidur menjadi pendukung nyamuk-nyamuk mencari mangsa.
Sadar atau tidak, listrik sudah menjadi kebutuhan dasar kita saat ini. Apalagi saat batre smartphone sedang menipis dan AC atau kipas angin otomatis tak berfungsi.
Tapi tidak apa-apa. Celotehan ringkas ini pun masih bisa dipublish dengan bermodalkan 13% batre smartphone saya. Emang gue pikirin #sainaadongdo
lusius-sinurat
lusius-sinurat
Posting Komentar