Saya pribadi mengagumi kecerdasannya, gaya bicara, dan terutama kederhanaannya. Dia seorang dokter spesialis, tapi pemikirannya justru sangat universalis. Dia tak pernah mengklasifikasi ilmu pengetahuan saat berdiskusi.
Di kalangan marga Sinurat di kota Medan, sang Suhu dikenal sebagai sosok yang welcome, ramah dan senang membantu. Sebagai dokter, ia bahkan tak mengutip biaya kepada orang yang tak mampu.
Sikapnya itu membuat banyak orang ingin mendekat dan menempel dengannya. Tentu, karena dua hal. Pertama, sebagai dokter ia selalu berupaya menyelamatkan nyawa. Dan kedua, sebagai sahabat ia selalu berupaya menyelamatkan orang-orang yang merasa tersingkir dan terasing.
dr. Robert adalah Sang suhu dalam arti luas. Ia mengajari kami teman-temannya banyak hal, bahkan memberi peluang bagi siapapun yang dianggapnya mampu bekerjasama dengannya.
Sekali lagi, ia bukan sekedar "tabib", tapi juga "habib" dalam hal kebaikan dan kerelaan berbagi.Tentu saja beliau berwawasan luas, karena ia tak hanya belajar tentang medis, tapi juga ilmu lain secara teoretis dan praktis.
Itu sebabnya sang Suhu sangat open minded terhadap bidang budaya, adat, musik, politik, filsafat, dll. Ia bahkan tak hanya sekedar tahu, tapi juga di pelaku di tataran praksis. Usut punya usut, ternyata karakternya itu sudah terbentuk semasa kecil, dan semakin terpupuk subur didalam keluarga.
Dr. drg. Marion Siagian, M.Epid @srgmarion, dua anak dan 1 putri adalah sosok yang memperkaya karakhternya. Itu sebabnya, bagi saya, menulis biografi akkang @srgmarion sama dengan menulis dua biografi sekaligus: kakak @srgmarion dan abang @sinurat5rps
 |
| dr. Robert sesaat setelah memerika Gandi Sinurat |
Robert yang mengamalkan Kasih Sokrater
Sudah sebulan lebih Gandi Sinurat berjalan sempoyongan hingga harus menggunakan tongkat. Sekira satu setengah bulan lalu Gandi kecelakaan. Berita duka ini saya dengar dari dokter @sinurat5rps. dr. Robert sendiri juga baru tahu berita kecelakaan itu seminggu setelah kejadian.
Awalnya Gandi menahan rasa sakit. Sadar tak punya budget, ia tak mau ke rumah sakit. Gandi mencoba meminta bantuan ke teman-temannya di punguan Sinurat. Sayangnya, tak satu pun yang kepikiran untuk memberitahu dr. Robert yang memang selalu sedia membantu Sinurat.
Syukurlah, seminggu kemudia Gani yang sudah gak tahan lagi menahan ngilu di bagian tulangnya retak memberanikan diri menelepon dr. Robert Sinurat, Sp.Rad yang sehato-hari melayani pasien di RSU Imelda dan RS Hermina Medan.
Saat itu juga dr. Robert menyuruh Gandi untuk segera datang ke RSU Imelda, agar kakinya yang patah discan dan segera diobati. Pelayanan prima dari dokter kepala radilogi RS Imelda itu sungguh dirasakan Gandi sebagai cinta tulus persaudaraan. Gani dilayani dengan baik. Ia dirawat dengan lembut.
Tak hanya itu, siang tadi, dr. Robert masih menyempatkan diri memanggil Gandi ke RSU Imelda untuk memeriksa kakinya, untuk kedua kalinya. Tentu, dokter Robert tak pernah membebeninya biaya sepeser pun.
Pada siang ini juga saya bertemu dan berkenalan untuk pertamakalinya dengan bang Gandi Sinurat. Setelah melalui perawatan yang cukup, kaki Gandi pun sudah membaik. Saya yang kebetulan ada di ruangan itu melihat betapa bangganya Gandi punya saudara sesama Sinurat bernama dokter Robert.
Saat itu pula saya melihat Gani meneteskan air mata tanpa kata-kata. Ia mengulang-ulang kalimat ini, "Mauliate, abang!" Sejak kukenal dr. Robert ini memang sosok dokter hebat, tapi dengan penampilan yang sederhana. Ia memang keras dan tegas, tapi serentak hatinya mudah tersentuh.
Yang saya ingat, tanpa tedeng aling ia langsung merawat bapatua Japutus yang tubuhnya drop, juga saat ibunya bang alamsyah yg sakit juga ia bantu rawat dengan tulus. Sinurat patut berbangga, karena sosok dr. Robert yang peduli dengan dongantubu-nya.
Mauliate, dr. Robert Sinurat SP. Rad.
God bless you & your familiy.
Sudah sebulan lebih Gandi Sinurat berjalan sempoyongan hingga harus menggunakan tongkat. Sekira satu setengah bulan lalu Gandi kecelakaan. Berita duka ini saya dengar dari dokter @sinurat5rps. dr. Robert sendiri juga baru tahu berita kecelakaan itu seminggu setelah kejadian.
Awalnya Gandi menahan rasa sakit. Sadar tak punya budget, ia tak mau ke rumah sakit. Gandi mencoba meminta bantuan ke teman-temannya di punguan Sinurat. Sayangnya, tak satu pun yang kepikiran untuk memberitahu dr. Robert yang memang selalu sedia membantu Sinurat.
Syukurlah, seminggu kemudia Gani yang sudah gak tahan lagi menahan ngilu di bagian tulangnya retak memberanikan diri menelepon dr. Robert Sinurat, Sp.Rad yang sehato-hari melayani pasien di RSU Imelda dan RS Hermina Medan.
Saat itu juga dr. Robert menyuruh Gandi untuk segera datang ke RSU Imelda, agar kakinya yang patah discan dan segera diobati. Pelayanan prima dari dokter kepala radilogi RS Imelda itu sungguh dirasakan Gandi sebagai cinta tulus persaudaraan. Gani dilayani dengan baik. Ia dirawat dengan lembut.
Tak hanya itu, siang tadi, dr. Robert masih menyempatkan diri memanggil Gandi ke RSU Imelda untuk memeriksa kakinya, untuk kedua kalinya. Tentu, dokter Robert tak pernah membebeninya biaya sepeser pun.
Pada siang ini juga saya bertemu dan berkenalan untuk pertamakalinya dengan bang Gandi Sinurat. Setelah melalui perawatan yang cukup, kaki Gandi pun sudah membaik. Saya yang kebetulan ada di ruangan itu melihat betapa bangganya Gandi punya saudara sesama Sinurat bernama dokter Robert.
Saat itu pula saya melihat Gani meneteskan air mata tanpa kata-kata. Ia mengulang-ulang kalimat ini, "Mauliate, abang!" Sejak kukenal dr. Robert ini memang sosok dokter hebat, tapi dengan penampilan yang sederhana. Ia memang keras dan tegas, tapi serentak hatinya mudah tersentuh.
Yang saya ingat, tanpa tedeng aling ia langsung merawat bapatua Japutus yang tubuhnya drop, juga saat ibunya bang alamsyah yg sakit juga ia bantu rawat dengan tulus. Sinurat patut berbangga, karena sosok dr. Robert yang peduli dengan dongantubu-nya.
Mauliate, dr. Robert Sinurat SP. Rad.
God bless you & your familiy.
Posting Komentar