Kedekatannya dengan semesta, hingga mampu berkomunikasi dengan flora dan fauna, adalah pengalaman surgawinya.
Gencatan senjata dan perdamaian antara Kristen di Eropa dan Islam Timur Tengah kala itu adalah buah pergaulannya dengan tokoh Islam.
Intimitasnya dengan kaum miskin hingga kesediaannya menjadi orang miskin di hadapan manusia, adalah jalannya mendapatkan kekayaan abadi di surga.
Awal hidup spiritual St. Fransiskus adalah saat Yesus memberinya instruksi singkat, "Perbaikilah GerejaKu!"
Pada akhirnya St. Fransiskus menyadari bahwa Gereja adalah dunia; dan gereja yang rusak adalah dunia yang rusak. Bukankah Gereja Katolik selalu mendendangkan universalitasnya?
Cara hidup St. Fransiskus di zaman ini memang tak mudah. Tak heran, ketika mereka yang mengenakan jubah yang sama dengan Fransiskus pun hanya mampu menempel gambar/ikon St. Fransiskus di kamarnya.
Tapi tidak mustahil lahir Fransiskus-Fransiskus baru. St. Padre Pio hanyalah salah satu yang mendapat keistimewaan yang didapat Fransiakus, yakni luka-luka Yesus yang disalib.
Para misionaris terdahulu di keuskupan Padang dan Keuskupan Agung Medan adalah "alter Fransiskus" karena keberanian mereka mewartakan Injil kepada leluhur kita.
Saya bangga kepada mereka, sebut saja Sybrandus van Rossum, Wattereus, van Djuinhoven, van Biggelar, Nuitten, Josue, Wiro dan Arie van Diemen, dll.
Semoga para misionaris Fransiskan itu berbahagia bersama St. Fransiskus di surga.
Selamat merayakan Pesta St. Fransiskus Assisi untuk umat KAM, khususnya untuk Seminari Menengah Christus Sacerdos Pematangsiantar.
Posting Komentar