Beberapa ustad, juga politisi yang sangat memahami kebutuhan pasar, rela menjadikan diri mereka sebagai bulan-bulanan asal tujuan mereka teracapai. Sejak tahun 2012, kata haram menjadi primadona di mimbar-mimbar keagamaan dan perpolitikan. Kata "haram", bahkan sudah berhasil mengalahkan kata "kafir".
Mengharamkan drama Korea (cewek korea sih halal aja), mengharamkan permainan catur (kecuali percaturan politik), hingga mengharamkan belanja di di toko orang kafir, mengucapkan selamat hari raya keagamaan lain, topi Santa Claus, dan beberapa hal lain sudah lebih dulu viral.
Baru-baru ini, lagu anak-anak pun ikutan diharamkan oleh kelompok yang sama. Lagu yang disebut secara spesifik tak sesuai ajaran Islam adalah lagu "BALONKU". Alasannya pun terdengar lucu, karena dari 5 warna balon: warna hijau disebut belakangan tapi pertama meletus. Usut-punya usut, lagu ini dianggap haram karena yang meletus warna itu warna hijau; dan hijau itu identik dengan Islam.
Lagu kedua yang juga disebut ustad si borokokok dalam video "NAIK KE PUNCAK GUNUNG"". Alasannya, di gunung banyak pohon cemara. Harusnya pohon kelapa, bahkan lebih tepat lagi kalau pohon kurma.
Mungkin deretan lagu anak-anak juga masih bisa ditambahkan sebagai lagu haram oleh ustad kadrun seperti Ustadz Zainal Abidin dalam video yang sempat viral beberapa hari lalu.
Dengan ilmu Cocokloginya, Abidin merasa dirinya tak pernah salah dan menganggap semua ajarannya benar. Tak biasa dipungkiri, ilmu cocoklogi berkembang subur dalam pemikiran wahabi. Tak terkecuali Ustadz Zainal Abidin.
Wahabi adalah suatu paham yang mencocokkan suatu peristiwa, tulisan, dugaan-dugaan absurd, dan tidak berdasarkan fakta yang berakhir dengan suatu dugaan konspirasi. Maka tak mengherankan muncul analogi sarkas yang merespon tauziahnya si Abidin:
"Bukan hanya dua lagu di atas, tetapi semua lagu anak-anak ternyata terindikasi kafir", sebut saja
- Burung Kutilang: HARAM, karena burung kutilang termasuk binatang haram, apalagi hinggap di pohon cemara (pohon Natal) pula.
- Potong Bebek Angsa: HARAM, karena seharusnya yang dipotong itu kambing jantan atau sapi jantan untuk hewan qurban.
- Topi Saya Bundar: HARAM, karena topi bundar itu gaya Yahudi, harusnya sorban.
- Gundul Gundul Pacul: HARAM, karena kalau dinyanyikan bisa jadi pengikut Budha.
- Bintang Kecil: HARAM karena kalimat "Aku ingin terbang dan menari. Jauh tinggi ke tempat kau berada" mengandung ajaran mabuk, nge-fly terbang tinggi.
- Pelangi Pelangi Alangkah Indahmu: HARAM, karena syair "pelukismu agung" adalah musrik, karena hanya Allah pencipta alam semesta.
- Bangun Tidur Ku Terus Mandi: HARAM, karena tidak sesuai akidah Islam, seharusnya ambil wudhu lalu shalat subuh dulu.
- Ular Naga Panjangnya: HARAM, karena menyebut Naga dari China yang Komunis dan musuh Islam.
- Anak Gembala: HARAM, karena bernuansa Kristenisasi, yakni mengajarkan paham menjadi Anak Gembala.
- Kalau Kau Suka Hati: HARAM, karena tepuk tangan itu budaya kafir, harusnya ngucap alhamdulillah, dstnya...
Bila mengikuti pola pikir ilmu cocoklogi si Abidin dengan Wahabinya, maka para pencipta anak-anak itu pun dipastikan masuk neraka, begitu juga dengan anak-anak yang sudah terlanjur menyanyikan lagu-lagu di atas.
Dan itu berati anak-anak yang kini telah dewassa bertumbuh menjadi golongan penista Agama dan juga akan masuk neraka. Bisa jadi karena kunci neraka ada ditangan Abidin cs.
#SaiNaAdongDo
#AyaAyaWae
#MateMekkelAlaniHo
Posting Komentar