Pada abad abad XVII-XIX terjadi gerakan intelektual dan filosofis di Eropa (liberalisme dan neoklasikisme) yang menegaskan bahwa serangkaian ide yang berpusat pada kedaulatan akal dan bukti indera sebagai sumber utama pengetahuan dan cita-cita maju. Kedaulatan akal budi mencakup kebebasan, kemajuan, toleransi, persaudaraan, pemerintahan konstitusional dan pemisahan Gereja dan Negara
Doktrin utama para filsuf Pencerahan ini adalah kebebasan individu dan toleransi beragama (sebagai counter atas monarki absolut dan dogma tetap Gereja Katolik Roma).
Zaman Pencerahan, yang ditandai oleh penekanan pada logika sebagai satu-satunya metode ilmiah dan reduksionisme ini, mengharapkan terciptanya sebuah masyarakat yang di dalamnya setiap orang menggunakan logika mesin. Atau dalam bahasa Immanuel Kant, sebuah masyarakat, yang "sapere aude" (berani/ingin tahu).
Apa yang dicita-citakan oleh para filsuf itu pun terwujud, dan hasilnya semakin jelas di masa kini (postmodern), ketika kemajuan didasarkan pada:
- efisien karena teknologi
- produktif karena kapitalisme (pada masyarakat perkotaan), dan
- kepentingan diri
Dengan logika mesin ini, cita-cita Kristian untuk membangun Kerajaan Allah di dunia pun menjadi sangat mustahil, sebab Allah (dan GerejaNya) justru telah disingkirkan dan digantikan dengan logika.
Eksistensi manusia pun telah digantikan oleh kekosongan atau sosok yang ironis, di mana kepedulian tidak dibenarkan. Karena diri adalah pusat maka peduli pada orang lain justru dianggap tidak etsis.
Akhirnya, dengan logika mesin di atas, perasaan manusia pun semakin kosong hingga mereka merasa dikucilkan oleh dunia bentukan mereka.
Posting Komentar