Seorang Koki berdoa begini: “Tuhan kuali, panci, piring dan alat-alat lainnya. Karena saya tidak punya waktu untuk menjadi seorang kudus dengan melakukan hal-hal yang bagus, atau berjaga dengan Engkau pada waktu fajar, atau berseru pada pintu-pintu surga….Jadikanlah aku seorang kudus melalui pekerjaanku menyiapkan makanan dan mencuci piring-piring.”
Hari ini kita merenungkan doa Bapa Kami, doa yang diajarkan Yesus kepada murid-muridNya dan diwariskan kepada kita. Menarik bahwa murid-murid minta diajarin berdoa justru pada saat mereka melihat Yesus sedang berdoa. Kiranya sangat jelasa bahwa bagi Yesus doa adalah hidupNya.
Ia suka berdoa. Orang sering melihat Dia berdoa di tempat sunyi, padahal Ia dicari orang terus-menerus. Dalam doaNya, Ia menanggung seluruh bumi yang hendak diselamatkanNya. Ia berdoa agar para muridNya beriman kuat.
Ia juga berdoa bagi orang-orang yang percaya kepadaNYa. Di sini Yesus menjadi contoh yang baik dalam hal berdoa. Permintaan tulus, jujur dan dengan rendah hati itu ditanggapi dengan baik oleh Yesus. Sebenarnya Yesus tahu bahwa mereka sangat lemah dalam hal berdoa.
Namun, dengan pengakuan akan kelemahan dengan sikap rendah hati para muridNya itu, Yesus pun langsung menanggapinya dan mengajarkan doa Bapa Kami. Di sini Yesus, tidak sekedar mengajarkan doa mana yang harus mereka ucapkan, tetapi juga dengan cara mana mereka harus berdoa.
Dengan cara mana kita harus berdoa?
Doa itu pemberian, karunia Tuhan. Dalam doa terungkp secara wajar iman, pengharapan dan kasih. Maka doa harus didukung oleh kepercayaan yang kuat dan kejujuran yang mendalam. Dengan demikian kita tidak lagi berdoa supaya dilihat orang.
Namun, dengan pengakuan akan kelemahan dengan sikap rendah hati para muridNya itu, Yesus pun langsung menanggapinya dan mengajarkan doa Bapa Kami. Di sini Yesus, tidak sekedar mengajarkan doa mana yang harus mereka ucapkan, tetapi juga dengan cara mana mereka harus berdoa.
Dengan cara mana kita harus berdoa?
Doa itu pemberian, karunia Tuhan. Dalam doa terungkp secara wajar iman, pengharapan dan kasih. Maka doa harus didukung oleh kepercayaan yang kuat dan kejujuran yang mendalam. Dengan demikian kita tidak lagi berdoa supaya dilihat orang.
Kita diajak untuk berdoa secara manusiawi, pribadi dan jujur…dan jangan lupa, sesuai dengan kemampuan kita. kita juga hendaknya menjauhi doa yang bertele-tele. Selanjutnya, mengakui dengan rendah hati segala kelemahan dan kehinaan kita. Hal itu pula yang diajarkan Yesus kepada para muridNya.
Di sini Yesus sangat menekankan pentingnya iman dan sikap bertekun. Hanya dengan bertekunlah orang yang meminta akan menerima; orang yag mencari akan mendapat; orang yang mengetok baginya pintu akan dibuka-kan.
Dengan bertekun dan beriman, kita percaya bahwa doa-doa kita akan dikabulkan oleh Allah. Cara Allah mengabulkan doa kita tidak selalu sesuai dengan apa yang kita pikirkan dan bayangkan.
Doa Bapa Kami sebagai bagian dari hidup kita
Doa Bapa Kami sebagai bagian dari hidup kita
Doa Bapa Kami—yang diajarkan Yesus—adalah sebuah doa yang sangat kaya. Di dalamnya terdapat inti iman kita. Maka,
- dengan memohon rejeki untuk hari ini, kita persembahkan kepada Tuhan masa sekarang.
- dengan memohon pengampunan dosa, kita percayakan kepada Tuhan masa lampau.
- dengan memohon pertolongan dalam pencobaan kita mengharapkan bantuan Tuhan di masa mendatang.
- dengan memohon rejeki, kita mengakui Tuhan sebagai Bapa, pencipta, penopang hidup.
- dengan memohon ampun, kita langsung berpikir tentang Yesus Kristus dan mengakuiNya sebagai juruselamat kita.
- dengan memohon pertolongan dalam pencobaan kita terarah kepada Roh Kudus, Sang Penghibur dan penuntun hidup kita.
Akhrinya, berbahagialah orang beriman yang biasa berdoa menurut semangat doa Bapa Kami, doa yang oleh Yesus sendiri diajarkan kepada kita, para pengikutNya. Amin.
Posting Komentar