Seminari Menengah Vikariat Apostolik Padang |
Istilah seminari (Latin: Seminarium: semen = benih, bibit). Seminari adalah sebuah tempat penyemaian benih-benih panggilan imam yang terdapat dalam diri anak-anak muda (calon Seminaris, sebutan bagi siswa Seminari).
Seminaris itu dipersiapkan secara khusus dalam jangka waktu, tatacara hidup dan pelajaran tertentu oleh para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (biasanya terdiri dari imam, biarawan/biarawati dan guru awam).
Seminari Menengah didirikan untuk memupuk tunas-tunas panggilan para seminaris untuk mengikuti Kristus Penebus dengan semangat rela berkorban dan hati yang jernih melalui pembinaan hidup rohani yang khas, bimbingan rohani yang cocok, dibawah bimbingan para pemimpin yang penuh kebapaan. (OT art. 3).
Seminari Menengah yang ada di Indonesia dapat diklasifikasikan berdasarkan 3 kategori, yakni Seminari Tingkat SMP, Seminari Tingkat SMA, dan Seminari Tingkat Rhetorica.
- Seminari Menengah tingkat SMP — menerima calon seminaris lulusan SD. Di Seminari Menengah mereka belajar selama 3 tahun, mengikuti kurikulum SMP dari pemerintah, dengan tambahan beberapa materi pelajaran khas Seminari. Di Indonesia masih ada Seminari Menengah jenis ini di Tuke Keuskupan Denpasar, di Maumere untuk Keuskupan Agung Ende, di Kisol untuk Keuskupan Ruteng, di Saumlaki untuk Keuskupan Ambon, dan di Aimas untuk Keuskupan Sorong.
- Seminari Menengah untuk tingkat SMA — merupakan jenis Seminari Menengah ini paling banyak di Indonesia. Para seminaris yang diterima adalah lulusan SMP. Di Seminari mereka mengikuti 3 tahun pendidikan menengah atas, sesuai tuntutan kurikulum pemerintah, ditambah satu tahun kelas persiapan, entah pada tahun pertama (Probatorium) atau setelah lulus SMA (Rhetorica). Di Seminari Christus Sacerdos (SMCS) Pematang Siantar Kelas Persiapan Pertama (Probatorium), dengan berbagai alasan teknis, telah dihapuska pada tahun 2018 ini. Menurut Direktur Seminari Christus Sacerdos (SMCS) Pematang Siantar saat ini, Pastor Josep Gultom, Pr penghapusan kelas Probatorium ini karena seminaris yang ingin melanjutkan studi ke Seminari Tinggi setelah lulus SMA, ternyata diharuskan juga menjalani Kelas Persiapan Akhir (KPA, Rhetorica).
- Seminari Menengah Kelas Persiapan Atas (Rhetorica) — biasanya diselenggarakan untuk melayani mereka yang “mengalami panggilan terlambat”, tepatnya mereka yang memutuskan menjadi calon imam setelah lulus SMA, selama atau setelah lulus kuliah, bahkan ketika masih bekerja. Biasanya di Rhetorica mereka mengikuti pembinaan khusus minimal selama 1 tahun, namun karena alasan tertentu ada juga yang menjalaninya hingga 2 tahun.
#MemperhitungkanPanggilan
#SeminariJantungMisi
Posting Komentar