Irjen (Pol)Wagner Maruli Damanik, M.A,P merupakan alumni/kader Lemhamnas, dan bukan kader partai |
Mereka ini berikutnya akan diproyeksikan untuk tampil sebagai penggerak roda organisasi partai, baik sebagai pengelola atau pemimpin partai maupun untuk menjadi pejabat-pejabat publik yang direkomendasikan oleh partai.
Agar partai politik dapat menjalankan fungsinya secara efektif, maka kader partai harus terlebih dahulu bersepakat dengan garis ideologi dan aturan-aturan yang berlaku dalam partai.
Ini misalnya ditunjukkan dengan penerimaan terhadap AD/ART dan arah perjuangan partai.
Konsekuensinya, saat bersamaan, partai politik tidak dapat mentoleransi kader-kadernya yang secara fundamental tidak bersepakat dengan kepemimpinan dan ide-ide perjuangan partai, loyal kepada partai lain atau menolak untuk terlibat kerja dalam struktur partai.
Namun demikian, setiap partai politik harus tetap terbuka bagi munculnya berbagai pandangan maupun inisiatif dari individu-individu partai. Ini penting agar tidak terjadi stagnasi dalam partai politik.
Artinya, partai politik sungguhpun dituntut untuk memiliki konsistensi ideologi dan format organisasi yang koheren dengannya, namun harus memperhatikan munculnya ide-ide dan inovasi baru sesuai dengan kebutuhan obyektif yang ada.
Untuk mendapatkan kader-kader yang sesuai dengan kebutuhan partai, maka tiap partai memiliki kriterianya masing-masing. Perbedaan kriteria kader ini adalah konsekuensi dari perbedaan tipe partai, sungguhpun kombinasi juga dimungkinkan karena pergeseran kecenderungan dari partai yang bersangkutan.
Kriteria Kader
1.
Tipe Partai : Partai Massa
Konsekuensinya, saat bersamaan, partai politik tidak dapat mentoleransi kader-kadernya yang secara fundamental tidak bersepakat dengan kepemimpinan dan ide-ide perjuangan partai, loyal kepada partai lain atau menolak untuk terlibat kerja dalam struktur partai.
Namun demikian, setiap partai politik harus tetap terbuka bagi munculnya berbagai pandangan maupun inisiatif dari individu-individu partai. Ini penting agar tidak terjadi stagnasi dalam partai politik.
Artinya, partai politik sungguhpun dituntut untuk memiliki konsistensi ideologi dan format organisasi yang koheren dengannya, namun harus memperhatikan munculnya ide-ide dan inovasi baru sesuai dengan kebutuhan obyektif yang ada.
Untuk mendapatkan kader-kader yang sesuai dengan kebutuhan partai, maka tiap partai memiliki kriterianya masing-masing. Perbedaan kriteria kader ini adalah konsekuensi dari perbedaan tipe partai, sungguhpun kombinasi juga dimungkinkan karena pergeseran kecenderungan dari partai yang bersangkutan.
Kriteria Kader
1.
Tipe Partai : Partai Massa
Kriteria Kader : (1) memiliki kesamaan ideologi dengan ideologi partai; (2) memiliki kedekatan sejarah sosiokultural dengan basis sosio-kultural pendukung partai; (3) harus dihasilkan melalui proses pengkaderan internal partai; dan (4) kader adalah simpul mobilisasi pendukung partai (simpul massa).
2.
3.
Tipe Partai : Partai Catch All
2.
Tipe Partai : Partai Kader
Kriteria Kader : (1) memiliki kesamaan ideologi dengan ideologi partai meskipun mungkin dalam batas yang cair; (2) dihasilkan melalui proses pengkaderan internal partai namun bisa juga tidak; dan (3) ader memilki kualitas untuk merancang kebijakan partai dan memiliki kapasitas menduduki jabatan-jabatan publik. Kader tidak mesti menjadi simpul massa / mobilitas massa.
3.
Tipe Partai : Partai Catch All
Kriteria Kader : (1) memilki kesamaan ideologi dengan ideologi partai meskipun mungkin dalam batas yang sangat cair; (2) memiliki esesuaian dengan isu-isu utama partai bagi pemenangan pemilu; dan (3) tidak mesti berasal melalui kaderisasi formal partai, namun bisa juga berasal dari mantan anggota atau kader partai lain. Kader memiliki kualitas untuk merancang kebijakan partai dan memiliki kapasitas menduduki jabatan-jabatan publik.
Posting Komentar