![]() |
Penulis, Fr. Paskalis Wangga, CMM bersama anak didiknya, para Novis II CMM |
PENASINERGI- Panggilan menjadi Orang Muda Katolik (OMK) di era milenial punya keunikan tersendiri. Semangat dan daya juang tinggi begitu melekat di usia belia mereka (biasanya mereka masih duduk di bangku SMP, SMA/SMK dan mahasiswa). Tak hanya mereka yang bersekolah atau kuliah, OMK Kece juga mencakup mereka yang putus sekolah. Dalam menjalani hidupnya OMK dihadapkan pada tantangan di era industri 4.0. saat ini.
OMK adalah obor milenial yang berkawajiban membawa dan membagi terang kepada sesamanya, terutama lewat penuturan santun dan menyelamatkan, dan terutama lewat uluran tangan yang selalu siap meringankan penderitaan orang yang sedang membutuhkan. Untuk menjadi obor milenial, OMK harus tekun dengan tugas pokok mereka sebagai pelajar. Disamping belajar, OMK juga harus tetap berupaya mengembangkan bakat dan talenta yang dimilikinya. Di usianya yang sedang produktif, OMK dituntut untuk menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif, sesuai dengan potensi diri yang ia miliki.
Untuk mencapai cita-citanya, OMK akan terlihat kece bila ia siap berproses dan berlatih dalam segala bidang yang ia geluti. Bukanlkah orang sukses itu pasti pernah gagal dalam perjuangannya? Lagipula proses belajar itu sendiri tak pernah berakhir, long life of education and never ending process we study. Dengan semangat inilah OMK berani dan optimis menghadapi era milenial di mana banyak hal terus-menerus berubah dan hal-hal baru selalu muncul.
Seorang OMK kece harus memiliki keberanian untuk menjadi diri sendiri, tepatnya menjadi pribadi yang rendah hati (be myself and simplicity) dan selalu menghargai dan menghormati orang lain (orang tua dan keluarga, bapak ibu guru dan para pendidik, teman-teman dan siapa saja) dalam semangat persaudaraan dan belaskasih yang sudah tertanam dalam diri mereka.
OMK kece juga harus membiasakan diri berdoa secara teratur. Sebagai orang beriman, ia harus sungguh sadar bahwa doa akan mendatangkan ketenangan dan kedamaian dalam hidupnya. Doa itu inspirator terbaik saat seorang OMK melakukan segala aktivitasnya, entah di masa kini sebagai pelajar atau di masa mendatang saat akan berkiprah mengisi kemerdekaan bangsa dan negara serta gereja di masa mendatang.
Kedekatan seorang OMK dengan Tuhan juga akan membentuk dirinya menjadi pribadi yang tulus mencintai sesamanya; dan doa akan menuntunnya menjadi orang yang selalu berupaya menjadi prbadi yang lebih baik dan rendah hati dihadapan yang lain.
Lewat tulisan, saya ingin mengajak OMK sekalian untuk membangun niat dan komitmen "Bersaudara dan Berbelaskasih!” Saya berharap OMK turut menebarkan persaudaraan dan berbelaskasih itu dengan cara yang khas OMK kece, yakni membantu mereka dalam menemukan cara hidup yang baik.
Mulailah dengan memperhatikan sesama OMK di sekitar Anda. Berilah perhatian, sapaan kasih, kunjungan persaudaraan keapda mereka. Lakukanlah hal ini dari hati, bukan pertama-tama dari pikiran. Sebab hati yang peka akan kebutuhan orang lain adalah gambaran nyata dari hati Yesus yang berbelaskasih.
Lewat tulisan, saya ingin mengajak OMK sekalian untuk membangun niat dan komitmen "Bersaudara dan Berbelaskasih!” Saya berharap OMK turut menebarkan persaudaraan dan berbelaskasih itu dengan cara yang khas OMK kece, yakni membantu mereka dalam menemukan cara hidup yang baik.
Mulailah dengan memperhatikan sesama OMK di sekitar Anda. Berilah perhatian, sapaan kasih, kunjungan persaudaraan keapda mereka. Lakukanlah hal ini dari hati, bukan pertama-tama dari pikiran. Sebab hati yang peka akan kebutuhan orang lain adalah gambaran nyata dari hati Yesus yang berbelaskasih.
Penulis: Fr. Paskalis Wangga, CMM
Editor: Lusius Sinurat
Posting Komentar