Jaman ini semua orang seakan diselumiti ketakutan akan penyakit, mulai dari penyakit jasmani/fisik hingga penyakit rohani. Dalam Injil hari ini, Matius 10:7-15, Yesus mengutus keduabelas rasunya untuk memberangus penyakit-penyakit itu, demi tegaknya Kerajaan Surga/Kerajaan Allah (the Kingdom of God) di dunia.
Ada 4 penyakit yang hendak diberangus, yaitu:
- Penyakit Fisik. Injil Matius menyebut penyakit ini secara spesifik mulai dari penyakit flu, demam, malaria, sinusitis, kolesterol hingga penyakit paru-paru, jantung, kanker, tumor, lever, dan seterusnya.
- Penyakit Sosial. Injil Matius menyebut contohnya secara gamblang, yakni penyakit kusta. Penyakit ini mengakibatkan tersingkirnya orang/kelompok sosial tertentu.
- Penyakit Jiwa. Keempat Injil mengkklasifikasikan penyakit ini sebagai penyakit akibat kerasukan setan. "Setan" di sini berupa imaji-imaji yang menghantui, bahkan menguasai hampir seluruh lini hidup seseorang.
- Penyakit Rohani. Keempat Injil juga menyebutnya dengan jelas sebagai penyakita yang "membangkitkan orang mati". Penyakit ini mencakup segala sesuatu yang membuat seseorang "mati" atau "dikondisikan mati" akibat kompetisi di segala lini kehidupan. Mati di sini sebagai akibat dari rasa putus asa secara berlebihan; juga oleh perasaan disendirikan oleh 'yang lain' sehingga tidak bisa berbuat apapun.
Untuk memberantas penyakit-penyakit itu Yesus mengajak kita untuk terlebih dahulu memahami siapa diri kita; artinya kita:
- melayani mereka yang sedang 'sakit' di atas secara cuma-cuma karena kita mendapat berkat dari Allah juga secara cuma-cuma. Toh tidak semua perbuatan baik kita mesti dibayar. Mialnya melayat orang kemalangan, membesuk orang sakit, dst.;
- tidak membawa apa-apa kecuali niat baik untuk 'menyembuhkan' mereka yang ada di seputar jangkauan kita. Sebab kehadiran nyata kita jauh lebih penting dari sekedar paket / hadiah yang kita kirimkan sebagai 'tanda' kehadiran kita;
- tinggal dan hidup hanya di tempat/rumah di mana kita sungguh diterima, artinya, kita tidak bisa memaksa kehendak kita kepada orang lain. kalau kehadairan kita toh akan mengganggu kenyamanan dan keamanan orang lain, jangan dipaksa dong. Bener sih, kita datang dengan niat baik: untuk menyembuhkannya. Toh, bila seseorang menolak niat baik, maka ia sendiri kok yang bakal kehilangan banyak berkat, dan sebaliknya; dan
- tidak menghakimi mereka yang menolak pelayanan / maksud baik kita, sebab hal itu urusan Tuhan yang memutuskan. Mau di-Sodom Gomora-kan kek, mau dimusnahkan kek.itu urusan Tuhan.
Semoga kebaikan selalu berjalan di atas rel yang dikehendaki Allah.
Posting Komentar