Di titik ini, akun Whatsapp, telegram, LINE, fesbuk, twitter, instagram, path, Google+, Myspace, youtube dan masih banyak media serupa adalah "rumah" kita, milik kita pribadi.
Tak heran ketika semua media di atas selalu memberi 2 (dua) opsi kepada kita yang "menyewa" kapling gratis di media mereka: (1) PRIVAT dan (2) PUBLIC.
Keduanya punya plus dan minus. Saat Anda memilih model tertutup alias PRIVAT maka Anda punya wewenang untuk menentukan siapa saja yang boleh "bertamu". Sebaliknya, ketika Anda memutuskan untuk "mendirikan rumah" yang terbuka alias PUBLIC, maka Anda harus siap menerima orang, entah siapa saja yang ingin bertamu di rumah Anda.
Sebagaimana memperlakukan rumah sendiri (home), maka sebisa Anda mengupayakan kenyamanan para tamu yang datang (teman-teman maya). Konsekuensinya, perbedaan pendapat itu tak terhindarkan. Kadang Anda yang menyebalkan, tetapi juga tak jarang justru para tamu Anda yang tak tahu diri dan kurang ajar.
Pendeknya, konflik bisa saja terjadi karena perbedaan pendapat. Pada saat itulah kebaikan dan kebijaksanaan Anda sebagai tuan rumah diuji: mengusir atau mengampuni tamu yang kurang ajar?
Konsisten menjalain persahabatan berlandaskan kasih atau malah memutus tali silaturahmi secara sepihak hanya karena Anda berpikir masih banyak yang bisa jadi teman di dunia maya?
Semua pilihan itu ada ditangan Anda. Kendati demikian, karena yang punya Facebook bukan Anda, melainkan Mr. Mark Zuckerberg, maka Anda harus turuti aturan main yang ia tetapkan.
Ya, minimal jangan jadikan facebook Anda menjadi corong segala bentuk kebencian Anda kepada orang lain. Karena bila itu terjadi maka nasib akun Anda akan sama dengan akun FPI yang diblokir oleh facebook. Mau protes? Emang Anda pemilik? Terus Anda bayar berapa emang setiap bulan ke Facebook?
So, ketika Anda punya akun facebook...
(1) Tetaplah berhati-hati dalam menulis, menganalisa sesuatu hal, atau saat Anda membagikan postingan orang lain, tetapi jangan sampai Anda kehilangan suara hati karena terlalu hati-hati.
(2) Tetaplah kritis dalam menyampaikan sesuatu, tetapi jangan sampai hidup Anda mengalami krisis hanya karena Tuhan tidak menjawab doamu di Facebook, atau ketika Mark Zuckerberg cs tak menjawab segala kegalauan yang Anda posting.
(3) Terimalah segala pendapat dan masukan positif dari temanmu sebagaimana juga Anda berharap orang yang Anda kritik semestinya cukup hanya menerima.
(4) Karena Anda mutlak punya teman di facebook, maka sikap saling menghormati satu sama lain haruslah menjadi landasan pertemanan maya Anda dengan orang lain.
(5) Facebook dibangun sebagai alat bantu komunikasi ketika Anda punya kendala jarak untuk bertemu dengan orang lain. Maka, jangan gunakan facebook bila Anda cuma tinggal serumah, bertetangga, atau disaat Anda begitu mudah bertemu dengan teman Anda di dunia nyata.
***
Pesan ini disampaikan dalam rangka menyambut Tahun Politik 2018, kurun waktu di mana kepentingan politis bisa membuyarkan persahabatan di dunia maya.
Posting Komentar