Apa yang ingin anda capai dalam hidup ini? Pertanyaan ini muncul dalam forum diskusi website radio veritas edisi bahasa Cina.
Sungguh amat menarik untuk melihat bahwa semua manusia tak terkecuali pasti akan berhadapan dengan pertanyaan ini. Ada orang yang secara serius merenungkan hal ini, ada juga yang pada akhirnya menjadi takut berhadapan dengan pertanyaan yang sama.
Namun apapun tanggapan setiap kita, satu hal adalah pasti yakni bahwa kita tak dapat menolak untuk mengalamatkan pertanyaan ini kepada diri kita sendiri; "Apa yang ingin aku capai dalam hidupku?"
Jalan hidup manusia, bila disebut singkat, yah ternyata tidak. Dan bila disebut panjang juga tidak. Ketika hidup di atas bumi ini kita harus berhadapan dengan jalan yang tak selalu lurus, jalan yang tak selalu rata.
Seringkali kita harus menahan hati yang sakit dan terluka. Kadang kita seakan kehabisan nafas. Tapi di balik itu, ada pula kegembiraan dan kebahagiaan, ada pula penghiburan. Namun kita semua mengarah pada satu tujuan yang sama; Suatu saat kita akan memejamkan mata untuk kekal dan mengucapkan selamat tinggal pada dunia yang sekarang.
Suatu saat, entah cepat atau lambat, kita memasuki suatu kehidupan yang mungkin tak seperti kehidupan yang kini sedang kita hidupi. Oh...bagaimana harus kututup bab terakhir buku kehidupanku ini? Dan bagaimana pula dengan sejuta mimpi yang selama ini aku kejar?
Apa yang ingin aku capai, apa yang ingin aku kejar selagi buku kehidupanku ini masih terbuka? Semoga aku masih belum terlambat mengangkat pena untuk mengukir halaman-halaman yang masih tersisa.
Seorang peserta diskusi dengan huruf yang lumayan besar menulis bahwa ia ingin menemukan cinta. Ia ingin mencintai dan dicintai. Karena Tuhan adalah cinta. Yang lain mengatakan bahwa yang dikejarnya dalam hidup adalah kedamaian dan kesehatan lahir bathin, karena menurutnya Tuhanlah asal dan tujuan segala kedamaian, dan bahwa harta terbesar yang bisa dimiliki manusia adalah kesehatan.
Seorang lagi mengatakan bahwa ia mengejar kebahagiaan. Oh...kebahagiaan!!! Aku yakin kita semua pasti ingin bahagia. Kita menginginkan agar setiap halaman buku kehidupan kita penuh terukir jejak-jejak kebahagiaan.
Namun kita pasti akan dengan segera menabrak suatu pertanyaan yang amat mendasar; Apa itu kebahagiaan? Bila kita meneliti semua sejarah hidup manusia, kita akan dengan mudah memberikan suatu kesimpulan bahwa kebahagiaan yang sempurna, kebahagiaan yang tak tercela tak pernah terukir dalam dunia yang fana ini.
Semua kebahagiaan yang pernah ada di dunia ini besifat relatif. Apakah ia ditentukan oleh uang? Beckham memiliki banyak uang, tapi anda pasti tahu apakah ia sungguh bahagia atau tidak. Menjadi seorang presiden? Haha...aku yakin Bush sering kekurangan tidur di malam hari.
Bagiku, aku tak dapat membangun kebahagiaan yang sempurna di atas dasar yang fana. Dunia tempat aku berpijak ini tak bersifat kekal. Duniaku bersifat sementara. Hanya pada DIA yang kekal, yang ada sejak kekal dan hidup hingga kekal aku bisa membangun kebahagiaanku. Agustinus amat memahami hal ini ketika ia bermazmur; "Jiwaku haus akan Allah, akan Allahku yang hidup."
Paulus mengatakan bahwa segala-galanya adalah sampah. Semoga aku akan mampu mengisi halaman yang masih tersisa dalam buku kehidupanku dengan jejak langkah ketika aku mencari wajah Allahku yang hidup, dan menutup bab terakhir buku kehidupanku ini dengan memandang keilahiannya, mata dengan mata....dan...temanku, apa yang anda cari dalam hidup ini?
Posting Komentar