- Menjadikan Ekaristi Hari Minggu menjadi pusat kegiatan keluarga dalam satu minggu.
- Bersyukur
- Memberi
- Biarkan cahaya mereka bersinar
- Bertengkar dengan adil
- Membuat kesalahan
- Memaafkan
- Mengingat ritual
- Mendengarkan suara tuhan
- Latih cinta yang tak berkesudahan
(1) Menjadikan kebaktian minggu menjadi pusat kegiatan keluarga dalam seminggu
Dasar kuat hidup keluarga Katolik – yang melekatkan kita bersama – adalah Kebaktian Minggu. Jika Anda mempunyai anak kecil, keluar dari rumah untuk pergi ke gereja hampir sama seperti tantangan untuk membuat anak kecil tenang dan diam selama kebaktian.
Jika Anda mempunyai anak remaja, tantangan terbesar (setelah membangunkan mereka dan membuat mereka bangun dari tempat tidur) adalah membuat mereka memberi perhatian. Tentunya, pergi ke Kebatikan tiap minggu setimpal dengan usaha yang dikeluarkan.
Ketika kita mendekati altar Tuhan untuk menerima Ekaristi, berbagi Tubuh dan Darah Kristus memperdalam komuni kita denganNya, dan melaluiNya, membangun TubuhNya, GerejaNya. Bersama dalam komuniti, kita menyanyi lagu gereja dan belajar bagaimana suara kita bergabung bersama.
Ketika kita mendekati altar Tuhan untuk menerima Ekaristi, berbagi Tubuh dan Darah Kristus memperdalam komuni kita denganNya, dan melaluiNya, membangun TubuhNya, GerejaNya. Bersama dalam komuniti, kita menyanyi lagu gereja dan belajar bagaimana suara kita bergabung bersama.
Kita mendengarkan “Perintah Tuhan” dan belajar bagaimana mengikuti Yesus. Kita berdoa bersama dan belajar mengenai keheningan dan kerendahan hati. Pada hari Minggu kita diingatkan bahwa pusat kehidupan keluarga kita adalah Kristus.
(2) Bersyukur
Di dalam dunia “rumput tetangga lebih hijau”, tetapi lama-lama kita akan mendapat masalah bila mengikuti godaan tersebut. Tetapi kita telah menemukan bahwa kunci untuk keluarga bahagia adalah mengambil peran dari apa yang diberikan kepada kita. Maka penting untuk diingat (dan mengingatkan anak kita) bahwa semua berasal dari Tuhan – harta benda, teman dan keluarga, bakat.
Frank A. Clark, politikus Amerika, pernah berkata, “Jika seseorang tidak bersyukur terhadap apa yang ia punyai, ia tidak akan pernah bersyukur terhadap apa yang akan ia dapatkan.” Keluarga Katolik yang hebat merayakan pemberian, tidak peduli seberapa kecil itu. Ini berarti bersyukur selalu meski dalam keadaan susah, tentunya terutama pada saat bahagia.
(3) Memberi
Sebagian dari rasa bersyukur adalah dengan memberi. Keluarga Katolik mengingat bahwa Tuhan tidak selalu memberi lebih, menjadikan kita tamak. Keluarga Katolik yang diberkati dengan berlimpah dipanggil untuk menggunakan limpahannya tersebut untuk keluarga yang kurang.
Hal ini untuk menjamin bahwa keluarga yang mempunyai sedikit dapat hidup lebih baik. Anak-anak yang melihat orang tuanya memberi, mereka akan mengikuti jejak orang tuanya – walaupun apa yang mereka berikan jauh lebih sedikit dari yang diberikan orang tuanya.
(2) Bersyukur
Di dalam dunia “rumput tetangga lebih hijau”, tetapi lama-lama kita akan mendapat masalah bila mengikuti godaan tersebut. Tetapi kita telah menemukan bahwa kunci untuk keluarga bahagia adalah mengambil peran dari apa yang diberikan kepada kita. Maka penting untuk diingat (dan mengingatkan anak kita) bahwa semua berasal dari Tuhan – harta benda, teman dan keluarga, bakat.
Frank A. Clark, politikus Amerika, pernah berkata, “Jika seseorang tidak bersyukur terhadap apa yang ia punyai, ia tidak akan pernah bersyukur terhadap apa yang akan ia dapatkan.” Keluarga Katolik yang hebat merayakan pemberian, tidak peduli seberapa kecil itu. Ini berarti bersyukur selalu meski dalam keadaan susah, tentunya terutama pada saat bahagia.
(3) Memberi
Sebagian dari rasa bersyukur adalah dengan memberi. Keluarga Katolik mengingat bahwa Tuhan tidak selalu memberi lebih, menjadikan kita tamak. Keluarga Katolik yang diberkati dengan berlimpah dipanggil untuk menggunakan limpahannya tersebut untuk keluarga yang kurang.
Hal ini untuk menjamin bahwa keluarga yang mempunyai sedikit dapat hidup lebih baik. Anak-anak yang melihat orang tuanya memberi, mereka akan mengikuti jejak orang tuanya – walaupun apa yang mereka berikan jauh lebih sedikit dari yang diberikan orang tuanya.
(4) Biarkan cahaya mereka bersinar
Anggota komuniti yang beriman – dan anggota keluarga – dipanggil untuk menggunakan karunia mereka. Anda tidak perlu menjadi juara nyanyi untuk menjadi anggota paduan suara di gereja. Jika Anda dapat bermain piano dengan baik atau membaca Alkitab secara hidup, Anda sudah berbagi karunia.
Sebagai permulaan yang baik Anda dapat bertanya kepada pastor Anda bagaimana keluarga Anda dapat melayani lebih baik di paroki. Mungkin berbagi makanan dengan keluarga yang kurang. Remaja dapat membantu melalui program paroki.
Saling menyemangati anggota keluarga yang lain untuk memberikan karunia mereka dalam kehidupan sehari-hari. Jangan memandang rendah terhadap sedikit kesabaran, kegembiraan atau hal kecil lainnya yang dapat membantu orang di sekitar kita.
(5) Bertengkar Dengan Adil
Sebesar yang kita inginkan akan keluarga yang sempurna, kenyataannya semua keluarga mempunyai masalah. Kita harus menghadapinya. Tidak menjual saudara sendiri ke perbudakan seperti yang Saudara Yosef lakukan adalah permulaan yang baik, bahkan bertengkar mempunyai aturannya.
Sebesar yang kita inginkan akan keluarga yang sempurna, kenyataannya semua keluarga mempunyai masalah. Kita harus menghadapinya. Tidak menjual saudara sendiri ke perbudakan seperti yang Saudara Yosef lakukan adalah permulaan yang baik, bahkan bertengkar mempunyai aturannya.
Keluarga yang bertengkar dengan baik telah menjalankan 10 Perintah Tuhan. Sebagai contoh : tidak menyebut nama Tuhan secara sembarangan ketika sedang bertengkar, berkata jujur walaupun akan menyakitkan, dll.
Anggota keluarga yang bertengkar untuk kemenangan pribadi kehilangan kesempatan dan perasaan untuk berjuang bersama, dan menang sebagai tim. Keluarga Katolik yang hebat memeriksa temperamennya, menghormati kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan selalu ingat bahwa halangan membuat kita menjadi lebih kuat.
(6) Membuat kesalahan
Sebagai orang Katolik, kita percaya bahwa kita diciptakan sesuai rupa Allah, bukan berarti kita adalah Tuhan. Semakin tua, kita semakin sadar bahwa kita manusiawi.
Kita saling menjatuhkan, kita gagal, kita berdosa dan untuk tumbuh sebagai pribadi dan keluarga, kita belajar bahwa ada batas antara membuat kesalahan dan percaya bahwa Anda adalah kesalahan. Tuhan tidak pernah berbuat salah. Kita semua punya martabat, dan istimewa di mata Tuhan.
(7) Memaafkan
Ketika Yesus memerintahkan kita untuk memaafkan(Mat 18:22), memaafkan anggota keluarga dapat sangat sulit untuk dilakukan, walaupun untuk sekali. Kita mencoba mengajarkan anak kita untuk bertanggung-jawab terhadap segala tindakan mereka, mengakui ketika mereka salah dan meminta maaf. Tetapi memaafkan memerlukan aksi iman dan kepercayaan.
Orang tua : Ketika Anda salah, akui dan minta maaf, bahkan kepada anak kecil. Anak-anak : Memaafkan bukan senjata untuk digunakan.Ketika orang tua atau saudara meminta maaf, ampunilah mereka. Tidak ada perasaan yang lebih indah selain memaafkan dengan tulus, mencoba dengan hati lebih bersih dan mencoba dari awal lagi.
(8) Mengingat ritual
Anggota keluarga yang bertengkar untuk kemenangan pribadi kehilangan kesempatan dan perasaan untuk berjuang bersama, dan menang sebagai tim. Keluarga Katolik yang hebat memeriksa temperamennya, menghormati kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan selalu ingat bahwa halangan membuat kita menjadi lebih kuat.
(6) Membuat kesalahan
Sebagai orang Katolik, kita percaya bahwa kita diciptakan sesuai rupa Allah, bukan berarti kita adalah Tuhan. Semakin tua, kita semakin sadar bahwa kita manusiawi.
Kita saling menjatuhkan, kita gagal, kita berdosa dan untuk tumbuh sebagai pribadi dan keluarga, kita belajar bahwa ada batas antara membuat kesalahan dan percaya bahwa Anda adalah kesalahan. Tuhan tidak pernah berbuat salah. Kita semua punya martabat, dan istimewa di mata Tuhan.
(7) Memaafkan
Ketika Yesus memerintahkan kita untuk memaafkan(Mat 18:22), memaafkan anggota keluarga dapat sangat sulit untuk dilakukan, walaupun untuk sekali. Kita mencoba mengajarkan anak kita untuk bertanggung-jawab terhadap segala tindakan mereka, mengakui ketika mereka salah dan meminta maaf. Tetapi memaafkan memerlukan aksi iman dan kepercayaan.
Orang tua : Ketika Anda salah, akui dan minta maaf, bahkan kepada anak kecil. Anak-anak : Memaafkan bukan senjata untuk digunakan.Ketika orang tua atau saudara meminta maaf, ampunilah mereka. Tidak ada perasaan yang lebih indah selain memaafkan dengan tulus, mencoba dengan hati lebih bersih dan mencoba dari awal lagi.
(8) Mengingat ritual
Ritual keluarga atau tradisi membantu kita untuk menemukan siapa kita dan apa yang kita percaya. Berdoa sebelum makan, menyalakan lilin saat Adven, menyanyi lagu ulang tahun secara khusus adalah semua cara istimewa yang menunjukkan ikatan kuat dalam keluarga. Tradisi terbaik dalam keluarga akan diteruskan dari generasi ke generasi.
(9) Mendengarkan Suara Tuhan
Elisa berharap untuk mendengarkan suara Tuhan mengelegar seperti petir, tetapi ia terkejut ketika suara Tuhan tidak terdapat pada angin, atau gempa bumi, atau api. Malahan suara Tuhan datang ke Elisa dalam suasana hening setelah petir, dalam bisikan (I King 19:11-13).
Sepertinya itu adalah bagaimana cara Tuhan berbicara kepada kita pada hari ini di tengah kesibukan keluarga kita. Adalah penting untuk berhenti dan menyadari saat bersama Tuhan, mungkin di tempat tidur atau di mobil, ketika kita benar-benar berbagi diri kita dengan yang lain dan menyadari kehadiran yang lain dengan tulus. Rendahkan kebisingan kehidupan dan berikan waktu untuk kedamaian hadir.
(10) Latih cinta yang tak berkesudahan
Dalam Perjanjian Baru Yohanes, Yesus memberikan perintah baru kepada murid-muridNya sebagai dasar hidup mereka (Yoh 13:34). Kita dipanggil untuk menjadi model Yesus untuk mencintai – dalam pelayanan satu sama lain, dan komit untuk tidak egois.
Tidaklah mudah untuk dilakukan, tetapi mencoba mencitai seperti yang dilakukan Yesus adalah hati dari pembentukan dan pemeliharaan keluarga Katolik yang hebat.
Lusius Sinurat
Posting Komentar