Yahudi adalah "kambing hitam" atas apa yang terjadi di dunia. Minimal itu terjadi dulu di seluruh benua Eropa, dan hingga kini kerap dijadikan alasan perang minyak di Timur Tengah.
Yahudi adalah simbol ketakutan dunia, terutama atas apa yang akan mereka ciptakan untuk mengubah dunia. Buah pemikiran mereka kerap dikecam, tetapi serentak selalu dinanti. Konon katanya, hanya Tuhan yang tahu apa yang dipikirkan orang Yahudi.
Yahudi adalah simbol pertautan darah yang mengental dari tiap tetesannya yang ada di seluruh pelosok dunia. Maka ada Yahudi asli, Yahudi Arab, Yahudi Afrika, Yahudi Eropa, Yahudi Cina, Yahudi Asia, Yahudi Indonesia, Yahudi Vietnam, Yahudi Kristen, Yahudi Islam, Yahudi Hindu, Yahudi Budha, dst.
Ini menyimbolkan bahwa Yahudi memang sungguh tersebar, baik oleh penindasan maupun oleh alur pemikiran. Hebatnya, turunan keseratus dari kakek buyut Yahudi pun masih saja tetap merasa Yahudi.
Seorang artis tahun 90-an bahkan pernah mengaku bangga kepada saya bahwa dia Yahudi dari ibu dan Jawa dari bapak "Aku ini bukan Jawa, tapi Yahudi loh," katanya bangga.
Betapa Yahudi adalah sebuah anomali, yang kadang dibenci tapi dicintai, yang kadang diusir tapi dicari, yang kadang dianggap kafir tapi diakui sebagai pemikir.
Betapa salutnya kita pada Yahudi, keturunan Abraham, Ishak dan Yakub yang sejak awal menjadi penganut agama monoteis.
Rasanya tak mengherankan bila Yahudi, terutama di negeri ini, kerap dijadikan sebagai musuh yang dipeluk.
Ya, seperti orang menghujat orang Yahudi di Facebook, Instagram dan di WhatsApp yang diciptakan oleh orang berdarah Yahudi.
Lusius Sinurat
Posting Komentar