Jangan sampai terjadi, partai justru jualan idealisme (visi-misi-program) kepada orang-orang berduit yang hanya bermodalkan hasrat untuk menyatukan profesinya sebagai pengusaha sekaligus penguasa, namun tak memenuhi kualifikasi yang ditetapkan partai.
Sebab, kini partai-partai masih lebih suka menjual "kursi kosong yang bukan miliknya" kepada orang-tolol yang menganggap jadi anggota legislatif itu adalah sebuah pekerjaan santai dengan gaji besar.
Sejauh ini, politik tanpa mahar baru sekedar ilusi yang utopis.
Lusius Sinurat
Posting Komentar