Sementara kata Ewin, kalau bertamu ke rumah orang Batak Toba, Anda akan disambut dengan kalimat, "Nandigan hamu sahat?" (kapan tiba?).
Beda lagi kalau di Simalungun, sebagaimana dituturkan Jasinus Srgh, Anda justru disambut dengan kalimat, "Dokah do ham ijon?" (Lama enggak di sini?)
Sementara menurut sahabat Coco Vin, seorang tamu yang baru tiba justru disambut dengan kalimat, "Kapan rencananya pulang?"
Apa pun ungkapan penyambutan tamu dari berbagai budaya di atas maknaya sama saja. Semuanya hanya ingin memastikan tamu merasa senang di tempat mereka.
Mungkin dia datang dari jauh dan belum sempat makan, maka harus dipastikan dia sudah makan atau belum makan ("Sudah makan?"). Pun harus dipastikan mereka itu tiba tanpa hambatan atau tidak (Kapan tiba?).
Tak hanya itu, sebagai antisipasi tuan rumah, kepada tamu juga harus dijelaskan berapa lama ia tinggal ("Lama enggak di sini?"; dan tuan rumah juga harus memaksimalkan kunjungan sang tamu ini secara terhormat ("Kapan rencananya pulang?")
Begitulah persaudaraan mesti kita pahami. Satu sama lain harus memahami "nilai" (value) dan "makna" (meaning) dibalik ungkapan keramahan setiap orang berdasarkan sukunya.
Salam Bersaudara!
Lusius Sinurat
Posting Komentar