"Saya selalu bicara berdasarkan data. Tidak mau asal bicara. Saya selalu berbicara tentang apa yang saya lakukan," kata Bengkel Brahmana sambil meneguk tuaknya.
Kebetulan saja Bengkel Brahmana, Meja Karokaro dan Kursi Sitepu terlibat dalam diskusi hangat tentang mentalitas para pendidik di Sumut.
"Masa sih? Aku enggak percaya semua yang kau katakan berdasarkan data," celoteh Meja Karokaro disampingya.
Kursi Sitepu tak mau kalah. Sebelum Bengkel menanggapi ocehan Meja, ia langsung menimpali, "Cok kau jelaskan kepada kami apa yang kau maksud dengan pernyataanmu itu, bro," Kursi tak pernah lupa logat Medannya.
"Itulah kalian. Aku mengatakan apa yang sebenarnya. Biar kalian tahu, kalau aku mengajar mahasiswa, aku lebih dulu memberi contoh. Tak mau aku banyak cakap," jawab Bengkel dengan nada meninggi.
"Itu bukan berdasrkan data, silih. Itu namanya berdasarkan contoh, berdasarkan teladan. Kam pe lang jolas kuidah," lagi-lagi Kursi tak puas dengan jawaban Bengkel.
"Tunggu dulu. Belum selesai aku bicara," potong Bengkel agak kesal.
"Begini loh. Aku tak mau mengajarkan mahasiswaku sesuatu yang aku tak bisa lakukan. Misalnya kusuruh mereka mengerjakan soal-soal ujian yang memang aku sudah ajarkan. Itu kan ada bukti bahwa aku tak asbun alias asal bunyi.
Ada data yang membuktikan bahwa aku sudah pernah mengajarkan hal itu. Toh diabsensi sudah jelas bahwa tema itu pernah kujawab," Bengkel mulai puyeng menjelaskan pernyataannya sendiri.
"Bah, enggo silap kam enda. Bukan gitu maksudnya berdasarkan data. Itu namanya berdasarkan apa yang telah mereka pelajari. Apa yang mereka pelajari itu bukan data, melainkan fakta. Kam pe bikin pusing saja," Meja mencobamenjelaskan versinya.
Ternyata perdebatan tentang arti sesungguhnya dari "bicara berdasarkan data" tak saja membuat pusing Meja dan Kursi. Bengkel sendiri pun pusing dan ia lebih cenderung emosi menjelaskan maksudnya.
Untung saja si Meja lebih sabar. Ia pun mencoba menjelaskan maksud pernyataan si Bengkel.
"Begini, silih Bengkel dan Kursi. Menurut KBBI, data adalah keterangan yang benar dan nyata; keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan).
Contoh "Anies mengatakan Program DP 0% Rumah untuk warga DKI Jakarta sudah sesuai dengan peraturan perbankan RI." Nyatanya, menteri keuangan justru mengatakan program itu tak masuk akal, sambil memaparkan data-data yang sejalan dengan ucapannya.
Contoh kedua. "John menulis sejarah sebuah desa dengan terjun langsung ke lapangan untuk mencari data yang ia butuhkan."
Dari kedua contoh di atas jelas sekali beda antara:
1. Bicara berdasarkan data,
2. Bicara berdasarkan fakta, dan
3. Mengajarkan sesuatu dengan contoh-contoh pendukung.
Maka, ketika Bengkel mampu membuktikan omongannya kepada mahasiswanya "Itu sangat mudah", maka dia tak sedang bicara tentang data.
"Bah, enggo silap kam enda. Bukan gitu maksudnya berdasarkan data. Itu namanya berdasarkan apa yang telah mereka pelajari. Apa yang mereka pelajari itu bukan data, melainkan fakta. Kam pe bikin pusing saja," Meja mencobamenjelaskan versinya.
Ternyata perdebatan tentang arti sesungguhnya dari "bicara berdasarkan data" tak saja membuat pusing Meja dan Kursi. Bengkel sendiri pun pusing dan ia lebih cenderung emosi menjelaskan maksudnya.
Untung saja si Meja lebih sabar. Ia pun mencoba menjelaskan maksud pernyataan si Bengkel.
"Begini, silih Bengkel dan Kursi. Menurut KBBI, data adalah keterangan yang benar dan nyata; keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan).
Contoh "Anies mengatakan Program DP 0% Rumah untuk warga DKI Jakarta sudah sesuai dengan peraturan perbankan RI." Nyatanya, menteri keuangan justru mengatakan program itu tak masuk akal, sambil memaparkan data-data yang sejalan dengan ucapannya.
Contoh kedua. "John menulis sejarah sebuah desa dengan terjun langsung ke lapangan untuk mencari data yang ia butuhkan."
Dari kedua contoh di atas jelas sekali beda antara:
1. Bicara berdasarkan data,
2. Bicara berdasarkan fakta, dan
3. Mengajarkan sesuatu dengan contoh-contoh pendukung.
Maka, ketika Bengkel mampu membuktikan omongannya kepada mahasiswanya "Itu sangat mudah", maka dia tak sedang bicara tentang data.
Ia sedang bicara tentang fakta subyektif, bahwa hal itu mudah baginya. Apalagi bila belum ada bukti sebaliknya yang mengatakan bahwa hal itu sulit untuk mahasiswanya.
Hanya itu yang bisa kujelaskan, silih. Maaf, kurang-lebihnya mohon maaf. Naklumlah, aku cuma lulusan Universitas Tak Berquality Sipiongot. Ha ha ha...
Hanya itu yang bisa kujelaskan, silih. Maaf, kurang-lebihnya mohon maaf. Naklumlah, aku cuma lulusan Universitas Tak Berquality Sipiongot. Ha ha ha...
Posting Komentar