Ilustrasi: Internet |
Dalam Injil Lukas 23:34-46 Bunda Maria menyaksikan berbagai reaksi orang-orang di sekitar Salib Puteranya, Yesus (ay. 35-38):
Para pemimpin mengejek Dia, “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, org yang dipilih Allah.” (ay 35)
Para prajurit mengolok-olokkan Dia dengan mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: “Jika Engkau adalah raja org Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” (ay 36-37).
Para pemimpin mengejek Dia, “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, org yang dipilih Allah.” (ay 35)
Para prajurit mengolok-olokkan Dia dengan mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: “Jika Engkau adalah raja org Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” (ay 36-37).
Seorang dari penjahat yang digantung bersama-Nya menghujat Dia, “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” (ay 38)
- Yesus menyerahkan segalanya kedalam tangan Bapa-Nya (44)
- Memepertanyakan konsep Kebenaran: "Jikalau kataKu itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kataKu itu benar, Mengapakah engkau menampar Aku?" (bdk. Yoh 18:23)
- Seandaianya Yesus mau, Ia pasti bisa meng-hancurkan orang tersebut dan membebaskan diriNya. Yesus Samasekali tidak terpancing untuk melawan. Ia hanya membisu. Tetapi Ia tidak melakukannya. Ia jutru menyapa kemanusiaan yang paling dalam dari org yang menamparnya.
- Dari sudut pandang manusia sukar bagi kita untuk memahami “Mengapa Allah mewahyukan diri dalam kelemahan yang demikian?” dan “Mengapa Yesus mesti membiarkan kejahatan itu terjadi dan menyangka bisa menyembuhkannya dengan KESABARAN daripada dengan teguran dan penghukuman?
- Dari sudut pandang Allah, kematian Yesus MEMULIHKAN HUBUNGAN MANUSIA dan ALLAH, YANG SEBELUMNYA TERPUTUS AKIBAT DOSA. Andai Yesus mendengarkan para penantangnya dan turun dari salib.
Seandainya Yesus melakukannya, maka gambaran Allah yang ditampilkanNya adalah Allah yang penuh kuasa, Allah yang berhasil, Allah yang bisa kita manfaatkan untuk memuaskan ambisi-ambisi kita; bukan gambaran Allah yang melayani, yang memberikan hidupnya untuk manusia yang dicintaiNya (bdk. Nasihat Yesus dalam hal mengasihi musuh).
Apalagi sudah sejak awal hidupnya Yesus melaksanakan kasih, melayani, menyembuhkan mencintai manusia secara total hingga Ia sengsara dan wafatNya di salib.
Makna Salib Yesus Bagi Kita
Kematian Yesus dpt diartikan sebagai PENYERAHAN DIRI YESUS KEPADA BAPANYA, tak lain karena Ia taat kepada Bapa. Dgn menyerahkan dirinya kepada BapaNya, Yesus memulihkan hubungan manusia dengan Allah yang terputus oleh dosa Adam-Hawa.
Ini berarti Salib adalah simbol PENGORBANAN DIRI. Dengan demikian kiranya jelaslah bhw mengikuti Yesus tanpa sikap pengorbanan diri adalah sia-sia.
Melalui salib, kita diingatkan bahwa:
(a) Allah turut menderita dengan kita dalam diri PuteraNya;
(b) Yesus di salib menyerahkan diri, maka salib menjadi pada kebangkitan; dan
(c) Kita seharusnya menjadikan hidup kita suatu tindakan pelayanan yang real dan siap sedia untuk melayani orang lain.
Selamat Menjalani Masa Prapaskah!
Lusius Sinurat
Posting Komentar