Rakyat Indonesia akan memainkan politik nurani mereka, dan tak akan masuk ke lobang yang sama lebih dari dua kali seperti Pepo yang menjadi penguasa dengan politik prihatinisme pemilu 2004 dan Pemilu 2009 silam.
Silahkan bermain dengan wajah prihatin dan mimik sedihmu, Pepo.
Silahkan bermain dengan wajah prihatin dan mimik sedihmu, Pepo.
Rakyat Indonesia sudah tak tertarik lagi dengan gaya politik prihatinmu itu, yakni politik di mana kau selalu meminjam corong kamera televisi untuk memelas, "Saya difitnah secara keji!" atau "Fitnah ini sudah sangat menyakitkan!"
Berhentilah pura-pura sedih demi melenggangkan pencalonan anakmu, Pepo.
Jangankan rakyat, para preman penebar hoax yang kau suruh meneriaki Ahok sebagai penista dengan menyangoni mereka dengan segepok uang dan bonus pajero pun kini sudah berpaling darimu. Mereka telah berhianat dan mendukung cagub lain, yang mungkin saja memberikan uang yang lebih dari yang kau beri saat demo 411 dan 212 lalu.
Hai Pepo yang kepo,
Hai Pepo yang kepo,
Gara-gara Ahok, wajahmu malah tampak cepat sekali bertambah ujur, pepo. Apa yang lagi yang harus kau tutupi disaat semua sudah terkuak di depan mata rakyat Indonesia?
Lusius Sinurat
Lusius Sinurat
Posting Komentar