Kalimat dalam Bahasa Batak di atas bisa diterjemahkan begini, "Kayaknya kita saling kenal deh. Di mana ya kita pernah ketemu?"
Kalimat ini sangat akrab di telinga kita, terutama ketika Anda bertemu dengan seseorang yang baru pertamakali bertemu Anda.
Ini juga yang terjadi tadi malam di rumah Tulang Pdt. Sihombing di Denpasar saat seorang menantu sang pendeta, bermarga Sitorus menyalam tangan saya,
Sitorus: "Sahira na so asing rupani lae. Huhilala naung hea do hita pajumpang ate. Alai didia tahe?" (Wajah bro sepertinya enggak asing deh. Kayakanya kita pernah ketemu, tapi dimana ya?"
Sinurat [bercanda]: Bah ido? Atik na jotjot do hamu manonton tipi lae. Au jotjot do masuk tipi (Masak sih? Jangan-jangan lae sering nonton televisi. Bukan apa-apa sih, soalnya aku sering masuk televisi loh)
Ha ha ha...
Sitorus dan Sinurat sama-sama terbahak, tetapi tatapan mata Sitorus masih menyapu wajah Sinurat. Tentu saja karena ia masih penasaran dengan Déjà Vu -nya.
Fenomena di atas sering kita sebut dengan Déjà Vu, yang menurut penelitian dialami oleh 60% - 70& manusia di dunia.
*****
Apa maksudnya Déjà Vu ?
Déjà Vu adalah suatu perasaan telah mengetahui dan déjà vécu (perasaan "pernah hidup melalui" sesuatu) adalah sebuah perasaan mengingat kembali.
Fenomena Déjà Vu biasanya diiringi oleh sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang saat ini sedang dialami sudah pernah dialami di masa lalu.
Terminologi Déjà Vu (Perancis : telah melihat) untuk pertamakali digunakan pada tahun 1876 oleh ilmuwan Perancis, Emile Boirac
Menurut Emile, Déjà Vu biasanya terkait dengan Recognition Memory (RM) yakni sebuah jenis memori yang menyebabkan seseorang menyadari bahwa apa yang ia alami sekarang sebenarnya sudah pernah kita alami sebelumnya.
RM sendiri mencakup Recollection dan Familiarity.
(1) Recollection (pengumpulan kembali) terjadi jika kita bisa menyebutkan dengan tepat seketika itu juga kapan situasi yang kita alami pernah muncul sebelumnya. Baca kembali ucapan Sitorus kepada Sinurat: "Kayaknya kita pernah ketemu ya?"
(2) Familiarity muncul ketika kita tidak bisa menyebut dengan pasti kapan sesunggunnya Sitorus pernah melihat Sinurat. Ini juga dicuapkan Sitorus kepada Sinurat: "Tapi di mana ya (kita pernah bertemu)?"
Demikianlah Déjà Vu merupakan anomali ingatan yang menelurkan kesan berbeda bahwa suatu pengalaman "diingat kembali". Psikolog menyebut ini sebagai penyakit patologis dan neurologis. Tetapi agamawan sering melihatnya sebagai pengalaman spiritual.
Selengkapnya tentang Déjà Vu silahkan tanya Psikolog diseberang rumah Anda, atau jauh lebih mudah tanya Opung Google wkwkwkw
Lusius Sinurat
Déjà Vu adalah suatu perasaan telah mengetahui dan déjà vécu (perasaan "pernah hidup melalui" sesuatu) adalah sebuah perasaan mengingat kembali.
Fenomena Déjà Vu biasanya diiringi oleh sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang saat ini sedang dialami sudah pernah dialami di masa lalu.
Terminologi Déjà Vu (Perancis : telah melihat) untuk pertamakali digunakan pada tahun 1876 oleh ilmuwan Perancis, Emile Boirac
Menurut Emile, Déjà Vu biasanya terkait dengan Recognition Memory (RM) yakni sebuah jenis memori yang menyebabkan seseorang menyadari bahwa apa yang ia alami sekarang sebenarnya sudah pernah kita alami sebelumnya.
RM sendiri mencakup Recollection dan Familiarity.
(1) Recollection (pengumpulan kembali) terjadi jika kita bisa menyebutkan dengan tepat seketika itu juga kapan situasi yang kita alami pernah muncul sebelumnya. Baca kembali ucapan Sitorus kepada Sinurat: "Kayaknya kita pernah ketemu ya?"
(2) Familiarity muncul ketika kita tidak bisa menyebut dengan pasti kapan sesunggunnya Sitorus pernah melihat Sinurat. Ini juga dicuapkan Sitorus kepada Sinurat: "Tapi di mana ya (kita pernah bertemu)?"
Demikianlah Déjà Vu merupakan anomali ingatan yang menelurkan kesan berbeda bahwa suatu pengalaman "diingat kembali". Psikolog menyebut ini sebagai penyakit patologis dan neurologis. Tetapi agamawan sering melihatnya sebagai pengalaman spiritual.
Selengkapnya tentang Déjà Vu silahkan tanya Psikolog diseberang rumah Anda, atau jauh lebih mudah tanya Opung Google wkwkwkw
Lusius Sinurat
Posting Komentar