Peneguhan Dua Nabi Besar PL |
Dalam tulisan sebelumnya ditegaskan bahwa tidak semua murid diajak oleh Yesus untuk melihat kemuliaan-Nya sebagai Anak Allah, sebab yang diajak oleh Yesus naik ke suatu gunung yang tinggi hanyalah Petrus, Yohanes dan Yakobus.
Mereka adalah orang-orang yang termasuk “lingkaran dalam” (an inner circle) dari para murid Yesus yang berjumlah 12 orang. Melalui peristiwa transfigurasi tersebut, Yesus memperkenalkan jati diri-Nya sebagai Anak Allah yang mulia sehingga seluruh tubuh-Nya diselubungi oleh cahaya surgawi.
Lebih tepat lagi, tubuh manusiawi-Nya pada saat peristiwa transfigurasi itu berubah menjadi tubuh surgawi. Petrus, Yohanes dan Yakobus juga melihat kehadiran Musa dan Elia pada saat Kristus berubah rupa dalam kemuliaan-Nya.
Bukankah Musa dan Elia adalah para nabi yang sangat terkemuka dalam kisah di Perjanjian Lama?
Musa adalah satu-satunya nabi yang diperkenankan oleh Allah untuk berbicara muka dengan muka dengan Allah (Kel. 33:11), sehingga wajahnya bercahaya (Kel. 34:29). Sebagai akibatnya, orang-orang Israel tidak tahan ketika mereka berhadapan dengan Musa dan memintanya untuk menyelubungi mukanya (Kel. 34:35).
Sedangkan nabi Elia adalah nabi yang diperkenankan Allah untuk menurunkan api dari langit (I Raj. 18:36-38). Terlebih-lebih lagi, nabi Elia adalah salah satu nabi yang tidak mengalami kematian secara fisik, tetapi bersama dengan tubuhnya diangkat ke surga (II Raj. 2:11-12) sebagaimana yang pernah dialami oleh Henokh (Kej. 5:24).
Dengan peristiwa pengangkatan Elia ke surga bersama dengan tubuhnya, Allah telah mempermuliakan Elia dengan cara-Nya yang sangat khusus. Ini berarti bahwa dalam peristiwa transfigurasi Yesus di atas gunung, ke-Messias-an-Nya sebagai Anak Allah telah diteguhkan secara sah oleh kehadiran Musa dan Elia.
Bukankah hukum Taurat menyatakan bahwa suatu perkara tidak akan disangsikan jikalau telah didukung oleh dua orang saksi? (Ul 19:15). Bahkan melalui transfigurasi tersebut kita diingatkan pula bahwa Musa yang dikuburkan secara rahasia oleh Allah, dan Elia yang diangkat ke surga oleh Allah, pada hakikatnya mau menyatakan bahwa realitas bumi dan langit telah disatukan dalam inkarnasi dan pelayanan Kristus.
Kehadiran Musa dan Elia dalam peristiwa transfigurasi Yesus bukanlah sekedar suatu peristiwa penampakkan roh mereka pada saat Yesus menyatakan kemuliaan-Nya, tetapi Musa dan Elia juga hadir untuk mempercakapkan suatu hal yang sangat penting dengan Yesus.
Injil Markus dan Injil Matius tidak menjelaskan isi percakapan Yesus dengan Musa dan Elia. Tetapi Injil Lukas memberi penjelasan yaitu, “berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.” (Luk. 9:31).
Namun satu hal yang pasti, Injil Matius dan Injil Markus menyatakan bahwa Yesus mengingatkan para murid dengan sungguh-sungguh agar mereka tidak menyampaikan hal ini kepada siapapun juga sebelum Ia dibangkitkan dari antara orang mati (Mat. 17:9; Mark. 9:9).
Bukankah peristiwa transfigurasi tersebut juga menunjuk kepada tubuh kebangkitan Kristus setelah Ia wafat disalibkan? Sering kita diombang-ambingkan dengan masalah tubuh kebangkitan Kristus.
Masakan tubuh fisik Kristus dapat bangkit dalam kemuliaan dan kemudian dapat menembus dinding ruangan di mana para murid-Nya berada? Mereka menyimpulkan bahwa yang bangkit pasti hanyalah roh Kristus dan bukan tubuh fisik-Nya. Jawaban tersebut sangat logis. >> Lanjut Baca!
Lusius Sinurat
Posting Komentar