asa itu pun memencar,
bagai ombak memercik gelembung bak busa
ia adalah percikan rasa,
lapisan bunga mawar yang ungkap senyum semesta.
dialah wanita, dia yang sebut dirinya kaum hawa
yang lamat-lamat berlari menangkap asa,
mengumandangkan cinta berlandas rasa
ia selalu bergaul dalam kata-kata
itu yang hadir saat sesama mereka bersua
namun sejenak ia akan berbeda
di awal perjumpaan dengan kaum pria
ia akan diam sambil menilai cinta
dan berharap esok cuaca akan merekah
senyumnya akan merekah renyah
disaat ia sadar telah kuasai calon tambatan hatinya
itulah wanita,
yang berjuang menguasa logika
disaat ia jama dengan rasa
itulah wanita
yang terkadang tampil tomboy demi hilangkan sisi lembutnya
sembari diam-diam menyembunyikan tangisnya
Raden Ajeng Kartini, wanita jawa yang mengindonesia
sungguh tak menyangkal kewanitaannya
ia hanya tak rela bila RASA selalu kalah oleh LOGIKA
kini, jiwanya merekah berselimutkan bahagia.
saat melihat kamu wanita indonesia
tak saja bertahta di singgasana yang bisa diduduki para raja
tapi jiwa Kartini akan merana
saat wanita indonesia menjual kelemahannya
hanya demi kepuasan bernama "gaya hidup"-nya
itu dia paradoksnya wanita
yang sering tak tegas soal pilihan hidupnya
di atas semuanya
R.A. Kartini hanya ingin agar para wanita
tak rela kehilangan rasa dan cinta.
demi memuliakan dirinya mengalahkan pria
Selamat Hari Kartini
Kamis, 21 April 2016
Posting Komentar