Mungkin Anda pernah mendengarkan lagu "Diam Tanpa Kata" dari D'Masiv. Kalau Anda belum pernah mendengarkan lagu ini silahkan dengarkan lagunya (tonton video di atas).
Aku bukan penggemar D'Masiv, tetapi beberapa lirik lagunya cukup ringan dan terdengar cukup enak di telinga, kendati D'masiv seringkali bertutur tentang kegalauan seorang praia pada kekasihnya. Setelah aku cari di mbah Google, ketemulah syair lagu D'Masiv di bawah ini:
Kau diam tanpa Kata
Kau seolah jenuh padaku
Ku ingin kau bicara
Katakan saja apa salahku.
Sungguh aku tak mengerti
apa yang telah terjadi dan
ku tak ingin kau pergi jauh dari hidupku.
Kau takkan pernah sadari
betapaku mencintaimu
Kau yang selalu aku banggakan.
Ku ingin kau bicara
Ku ingin kau bicara
Katakan saja apa maumu
Lihat aku coba kau mengerti.
Ini semua bisa teratasi
Resapilah semua yang pernah kita lakukan
Kau takkan pernah sadari
betapaku mencintaimu
Kau yang selalu aku banggakan
Kau takkan pernah mengerti
betapa ku menyayangimu
Kau yang selalu aku inginkan
kau yang kuinginkan...
Kau yang kubutuhkan...
Kau yang kuharapkan...
Pemimpin
Setiap orang punya hak diam. Ini sama persis ketika semua orang punya hak untuk berceloteh apa saja. Asal tahu saja, si pendiam akan membuat kesal si cerewet dan cerewetnya si tukang obral omongan akan membuat si pendiam gelisah.
Tapi apa yang saya utarakan di atas hanya akan terjadi ketika, baik di pendiam maupun si cerewet berada pada level 'over'.
Akhirnya, entah itu rakyat, terutama DPR yang mewakilinya terlalu banyak bicara, maka hampir pasti tak ada lagi orang yang mendengarnya. Ini yang terjadi menyangkut kasus reklamasi, Rumah Sakit Sumber Waras dan berbagai kasus yang melibatkan orang jujur seperti Ahok.