Kalau tidak salah setiap hari Rabu ada "hari pekan" di Saribudolok, Simalungun. Seperti pernah kutulis di blog pribadiku, pada umumnya hari pekan di daerah Simalungun adalah hari libur tak resmi.
Setiap hari pekan atau pasar mingguan para petani datang dari desa-desa sekitar kecamatan Silimakuta menuju kota kecil Saribudolok untuk menjual hasil pertanian.
Tak hanya itu, para pelajar pun berbondong-bondong ke Pekan begitu pelajaran berakhir.
Begitulah pasar tak lagi sekedar tempat transaksi jual-beli, tetapi menjadi tempat interaksi yang menarik. Tak sedikit kaum muda yang mengaku bahwa mereka menemukan 'jodoh' di Pekan. Tentu saja masuk akal.
Seperti sudah disinggung di atas, anak-anak remaja dan kaum muda dari desa-desa sekitar Saribudolok turut tersedot oleh pesona pasar yang becek saat hujan ini.
Semua barang seakan tersedia di sana, mulai dari ikan asin, alat tulis kantor, buku pelajaran sekolah, sirih dan tembakau, alat elektronik buatan china hingga pakaian bekas yang paling banyak diminati.
Begitu petingnya pasar-pasar tradisional bagi masyarakat Simalungun, dan juga di daerah-daerah lain di Indonesia ini. Kendati - seiring perkembangan jaman - pasar-pasar tradisional sudah banyak diganti oleh pasar modern, tetapi faktanya Pasar Tradisional, seperti di Saribudolok ini ternyata masih sangat menarik bagi sebagian besar masyarakat kita.
Dan tampaknya pasar model tradisional ini lebih cocok untuk kultur bangsa kita. Sebab, sesungguhnya Pasar bukanlah pertama-tama sebagai tempat diadakannya transaksi jual-beli antara si penjuat dan si pembeli.
Fungsi utama pasar yang utama dan terutama adalah sebagai wahana berinteraksi. Bagaimana di daerah Anda?
Posting Komentar