"Seperti banyak orang tertegun melihat dia – rupanya begitu buruk, tidak seperti manusia lagi, dan tampaknya tidak seperti anak manusia lagi..." (Yes 52:14)
***
Orang hebat itu selalu berkharisma; dan orang berkharisma itu biasanya banyak pengiktu.
Tak peduli apa profesi mereka. Lagi, kharisma juga tak mengenal wajah ganteng/cantik atau jelek.
Bagi banyak orang, Nelson Mandela, Gandhi, Bunda Teresa, Martin Luther King Jr, dan berbagai tokoh lain adalah tokoh berkharisma kendati tak seganteng atau secantik artis masa kini.
Pada akhirnya kharisma seseorang melampaui parasnya. YESUS adalah contoh teraktual untuk hal ini. Kata Yesaya dala, nubuatnya,
"Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. (Yes 53:1.3.10)
Nyatanya hal inilah yang menjadi alasan mengapa "gambar wajah" Yesus tak selalu sama di beberapa negara atau budaya tertentu. Bagi orang Papua, Afrika, Amerika Latin, misalnya, Yesus itu kulit hitam. Di China, Taiwan, Taipe, Vietnam dan negara ras mongoloid lainnya, wajah Yesus selalu digambarkan sebagai sosok sipit dan berkulit kuning.
Begitu juga dengan gambar Yesus bule banyak dipajang di negara-nbegara Eropa dan Yesus berwajah Arab bisa kita temui di Palestina, Israel, Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah lainnya. Juga akan terlihat lucu ketika Yesus digambarkan mirip-mirip Amita Bachan atau Sharuk Khan di India, lengkap dengan asesoris India-nya.
Begitulah Kharisma sosok tertentu selalu memberi efek spiritual bagi para pengikutnya, sehingga bagi mereka yang mengaguminya, wajah sang tokoh berkharisma tadi begitu tak begitu penting. Sebab hal terpenting adalah teladan hidupnya yang tetap aktual hingga kini. Artinya, di masa hidupnya (sebagai manusia dengan segala keterbatasanNya) hingga kini Ia tegap mengagumkan.
Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. (Yes 53:1.3.10)
Nyatanya hal inilah yang menjadi alasan mengapa "gambar wajah" Yesus tak selalu sama di beberapa negara atau budaya tertentu. Bagi orang Papua, Afrika, Amerika Latin, misalnya, Yesus itu kulit hitam. Di China, Taiwan, Taipe, Vietnam dan negara ras mongoloid lainnya, wajah Yesus selalu digambarkan sebagai sosok sipit dan berkulit kuning.
Begitu juga dengan gambar Yesus bule banyak dipajang di negara-nbegara Eropa dan Yesus berwajah Arab bisa kita temui di Palestina, Israel, Arab Saudi dan beberapa negara Timur Tengah lainnya. Juga akan terlihat lucu ketika Yesus digambarkan mirip-mirip Amita Bachan atau Sharuk Khan di India, lengkap dengan asesoris India-nya.
Begitulah Kharisma sosok tertentu selalu memberi efek spiritual bagi para pengikutnya, sehingga bagi mereka yang mengaguminya, wajah sang tokoh berkharisma tadi begitu tak begitu penting. Sebab hal terpenting adalah teladan hidupnya yang tetap aktual hingga kini. Artinya, di masa hidupnya (sebagai manusia dengan segala keterbatasanNya) hingga kini Ia tegap mengagumkan.
Ia seakan-akan tetap nyata dan hidup di masa kini. Yesaya melukiskannya betapa dibalik tindakan Yesus terbersit sesuatu yang luarbiasa (something beyond) dalam nubuat ini, "....demikianlah ia membuat tercengang banyak bangsa, dan raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia! Sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan yang tidak mereka dengar akan mereka pahami." (Yes 52:15)
Ini dia yang dimaksud dengan efek kharisma seseorang. Yesus adalah sosok paling aktual untuk ini. Begitu besar efek ketokohannya hingga 2000 tahun kemudian teladan hidup Yesus masih diikuti oleh miliaran orang. Tanpa kharisma yang dimiliki tak mungkin Yesus masih diikuti.
****
Lantas, apa itu kharisma? Secara teologis, istilah KHARISMA (CHARISM) berarti keanggunan dan wibawa yang langsung dikaruniakan Tuhan kepada seseorang.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang berkharisma ialah mereka yang memiliki daya tarik personal, popularitas, atau kekuatan tersendiri yang mendorong orang lain untuk patuh kepadanya. Sebagai pemimpin, seseorang yang berkharisma biasanya selalu mampu merombak tradisi yang berlaku atau menjungkir-balikkan norma-norma hukum yang tengah berlaku, serta membangkitkan kembali kepatuhan manusia secara mutlak kepada Tuhan.
Inilah yang dilakukan Yesus dan para nabi lainnya. Ia akan melakukan sesuatu yang bahkan tak mampu kita lakukan, seperti yang terjadi dengan Yesus. Kata Yesaya, "Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas, dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya." (Yes 53:7)
Kharisma Yesus ada di situ. Ia memang berbeda dan selalu berbeda dari kita. Dalam sebuah kesempatan, Ia bahka pernah mengatakan hal itu kepada para muridNya, "Kalau kamu melakukan hal yang sama dengan mereka, lalu apa bedamu (sebagai pengikutKu)?"
Kemampuan ini dimiliki Yesus karena Ia membiarkan Allah hidup di dalam dirinya dan intimitas itu memancar dari diriNya bagi siapa saja yang mengenalNya. Inilah kharisma yang sesungguhnya.
Maka, oleh kedekatan personalNya dengan Allah itulah Ia memanggil Allah sebagai BapaNya dan membiarkan diriNya sebagai 'media penyelamatan" untuk menyatakan cinta Allah tanpa batas keapada manusia. Ia pun rela disalib demi menebus dosa-dosa manusia.
Inilah alasan teologis mengapa para pengikutNya menyebutNya Tuhan (Lord). Bukan Tuhan dalam arti Replacement God (Tuhan yang menggantikan Tuhan yang ada), melainkan TUHAN yang hadir secara nyata di dunia, sebab tubuhNya adalah inkarnasi Allah yang Mahasuci.
Sepanjang hidupNya, Yesus selalu mampu menghadirkan Allah secara nyata, baik lewat pikiran, perkataan dan terutama tindakanNya. Yesus tak pernah mati, karena 3 hari setelah kematianNya Ia bangkit. Ia tak mati karena berasal dari Allah yang hidup. Kata Yesus kepada para perempuan yang berziarah ke kuburNya,
"Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga." (Luk 24:5b-7)
SELAMAT PASKAH !
Kristus telah Bangkit!
Mari memuliakan Allah!
Aleluia! Aleluia! Aleluia!
Lusius Sinurat
Posting Komentar