Di atas sarang yang empuk itu aku melihat seekor burung bermain dengan anaknya. Anak burung yang baru berusia beberapa minggu itu terlihat sedang berteriak, karena paruh sang Ibu yang berusaha mendorong tubuhnya dari tempat ia biasa berlindung, ya di sangkar dan dibawah kepak sang ibu.
Benar saja. Ibunya memang sengaja mendorongnya agar jatuh dari pohon. Belakangan aku tahu kalau demikian adalah cara sang ibu mengajari sang anak terbang.
Benar saja. Ibunya memang sengaja mendorongnya agar jatuh dari pohon. Belakangan aku tahu kalau demikian adalah cara sang ibu mengajari sang anak terbang.
Tapi kali ini, si anak berontak, "Jangan, ibu. Aku takut! Nanti Aku jatuh dan terluka!
Sang ibu tampaknya tak perduli dengan teriakan sang bayi mungilnya. Tapi ada daya.....
Anak burung tadi pun memang jatuh dari sangkar hasil anyaman sang ibu. Saat jatuh dari atas pohon, si anak burung itu sangat jelas mendengar teriakan ibunya, "Anakku, kini saatnya kau mengepakkan sayapmu agar kau tak terjatuh! "
"Ibuuuu..." teriak sang anak burung dalam ketakutan.
"Aku tak mau jatuh. Aku ingin tetap di sangkar bersama ibu," tambahnya sembari berharap sang ibu segera "menolongnya".
Tapi ia tak kunjung mendapat dekapan sang ibu. Sebaliknya, sang ibu justru berterika, "Anakku, percayalah, kau bisa terbang!"
*****
Dalam realitas hidup tak jarang kita menemukan seorang anak kaya yang begitu dimanja oleh orangtuanya hingga sang anak tak pernah sanggup berdiri sendiri.
Tak hanya di masa anak-anak hingga dewasa, sang anak pun tak pernah bisa mandiri. Ia selalu bergantung pada "kenyamanan" di 'sangkar' hasil rajutan orangtuanya.
Sang ibu tampaknya tak perduli dengan teriakan sang bayi mungilnya. Tapi ada daya.....
Anak burung tadi pun memang jatuh dari sangkar hasil anyaman sang ibu. Saat jatuh dari atas pohon, si anak burung itu sangat jelas mendengar teriakan ibunya, "Anakku, kini saatnya kau mengepakkan sayapmu agar kau tak terjatuh! "
"Ibuuuu..." teriak sang anak burung dalam ketakutan.
"Aku tak mau jatuh. Aku ingin tetap di sangkar bersama ibu," tambahnya sembari berharap sang ibu segera "menolongnya".
Tapi ia tak kunjung mendapat dekapan sang ibu. Sebaliknya, sang ibu justru berterika, "Anakku, percayalah, kau bisa terbang!"
*****
Dalam realitas hidup tak jarang kita menemukan seorang anak kaya yang begitu dimanja oleh orangtuanya hingga sang anak tak pernah sanggup berdiri sendiri.
Tak hanya di masa anak-anak hingga dewasa, sang anak pun tak pernah bisa mandiri. Ia selalu bergantung pada "kenyamanan" di 'sangkar' hasil rajutan orangtuanya.
Posting Komentar