Kenyataannya di Indonesia acara-acara gosip (infotainment) begitu diminati, aktivitas gosip pun begitu mengalir hingga menjadi kebiasaan. Gosip menjadi lifestyle.
Always there’s new gossip when people gathered.
Tak hanya di kalangan ibu-ibu, tetapi juga para pria gagah bermental ibu-ibu. Kelompok yang disebut terakhir ini adalah tipe pria yang banyak teman wanita tapi tak satu pun yang pernah dipacarinya.
Nyata di hadapan kita betapa semakin banyak tubuh-tubuh pria saat ini yang dihuni oleh sifat-sifat wanita, termasuk bakatnya menggosip. Faktanya banyak keluarga atau komunitas telah rusak disaat anggotanya mencintai gosip alias suka menggosip. Maka, berhati-hatilah jika punya teman yang senang bergosip.
Sebab GOSIP itu selalu dibuat oleh orang yang tidak suka melihat orang lain senang (IRI), disebarkan oleh orang yang BODOH (karena tidak mampu menyaring informasi yang diterima), dan di “iya”kan oleh orang yang IDIOT (begitu mudahnya percaya).
So, beware for what you say and listen!
Jangan Percaya Tukang Gosip. Ya, jelas sekali bahwa tukang gosip bukanlah orang yang bisa dipercaya. Sebaliknya mereka justru harus diwaspadai. Bukankah ia begitu mudah ia menyebar gosip kepada kita? Nah, itu berarti bahwa suatu saat nanti aib/kabar tentang kita pun akan menjadi bahan gosip baginya.
Sebuah pepatah tua yang mengingatkan kita untuk menjadi bijaksana dalam menangkal gosip, "Mulutmu harimau-mu!" Sebab, jauh lebih menarik "menghidupi" apa yang sungguh nyata dalam hidup kita daripada mengurusi apa yang dialami orang lain dan seolah-olah itu pengalaman kita.
Jangan Gosip! Mending go siip atau jalani hidup dengan sip!
Selamat sore, sahabat medsos!
Lusius Sinurat
Posting Komentar