Kritik tak lagi ditanggapi sebagai "masukan berharga bagi subyek yang dikritik"
Dalam pengertian yang sebenarnya (KBBI), kritik (n) adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya;
Kenyataannya, saat memberi kritik kepada orang lain, kita kerap keluar dari jalur relasional antara si pengkritik dan orang yang dikritik.
Padahal kritik semestinya harus disampaikan dalam kerangka "saling membangun", baik orang yang memberi kritik, tapi terutama mereka yang dikritik.
Di tataran kehidupan sosial politik kita sering melihat cara para pengamat mengkritik pemerintah.
Di tataran kehidupan sosial politik kita sering melihat cara para pengamat mengkritik pemerintah.
Harus diakui bahwa ada juga segelintir pengamat yang memberi kritik sebagai masukan berharga bagi para pejabat pemerintah.
Tetapi serentak sebagian besar pengamat lebih sering memberi kritik tak berdasar pada data lapangan (yang didasarkan pada penelitian atau liputan langsung), bahkan kerap disampaikan dengan bahasa versi dukun: hanya komat kamit tapi isinya amit-amit.
Kritik semestinya demi kebaikan. Ya, demi memperbaiki atau membantu orang yang dikritik. Maka kritik terbaik adalah kritik membangun atau kritik yang bersifat memperbaiki.
Akhirnya, sebuah kritik adalah neraca penyeimbang antara sisi lebih dan sisi yang kurang; bukan "timbangan miring" yang sering diberlakukan para pedagang nakal atau para tauke saat menimbang hasil bumi di pelosok-pelosok sana.
Lusius Sinurat
Tetapi serentak sebagian besar pengamat lebih sering memberi kritik tak berdasar pada data lapangan (yang didasarkan pada penelitian atau liputan langsung), bahkan kerap disampaikan dengan bahasa versi dukun: hanya komat kamit tapi isinya amit-amit.
Kritik semestinya demi kebaikan. Ya, demi memperbaiki atau membantu orang yang dikritik. Maka kritik terbaik adalah kritik membangun atau kritik yang bersifat memperbaiki.
Akhirnya, sebuah kritik adalah neraca penyeimbang antara sisi lebih dan sisi yang kurang; bukan "timbangan miring" yang sering diberlakukan para pedagang nakal atau para tauke saat menimbang hasil bumi di pelosok-pelosok sana.
Lusius Sinurat
Posting Komentar