Sungha Jung pertamakali tertarik bermain gitar pada tahun 2006, setelah melihat ayahnya bermain gitar. Asal tahu saja, ayahnya bukanlah seorang gitaris profesional.
Sang ayah hanya memainkan gitar sebatas hobi saja. Adalah sang ayah yang awalnya mengajari Sungha, tetapi ia lebih anyak belajar sendiri. Disamping itu ia juga kursus gitar rutin 3 kali dalam seminggu.
Remaja yang secara ajaib mengungkapkan eksistensinya lewat 6 dawai gitar yang mainkan penuh seni itu lahir pada tanggal 2 September 1996 di Cheongju, Korea Selatan.
Sungha Jung memiliki kesungguhanya berlatih gitar, bahkan sejak ia masih belia, hingga ia menjadi gitaris pro dengan kemampuan di atas rata-rata.
Sang ayah hanya memainkan gitar sebatas hobi saja. Adalah sang ayah yang awalnya mengajari Sungha, tetapi ia lebih anyak belajar sendiri. Disamping itu ia juga kursus gitar rutin 3 kali dalam seminggu.
Remaja yang secara ajaib mengungkapkan eksistensinya lewat 6 dawai gitar yang mainkan penuh seni itu lahir pada tanggal 2 September 1996 di Cheongju, Korea Selatan.
Sungha Jung memiliki kesungguhanya berlatih gitar, bahkan sejak ia masih belia, hingga ia menjadi gitaris pro dengan kemampuan di atas rata-rata.
Namun hanya dalam waktu beberapa tahun aja Sungha langsung jadi gitaris pro! Bagaimana tidak, Sungha sudah pernah disandingkan dengan gitaris pro legendaris seperti Kotaro Oshio dan Jhon Petruzzi.
Sungha belajar berbagai macam teknik gitar dari tentornya, Ulli Boegershausen. Dia berlatih satu sampai dua jam sehari pada hari sekolah, sedangkan saat libur sekolah ia belajar sampai tiga jam. Ini anak memang belajar dengan penuh kesungguhan.
Sebetulnya Sungha lebih dulu les piano, tetapi ia tak menemukan 'rohnya' di sana. Baginya gitar adalah gerbang ekspresi jiwanya. Sang ayah, yang akhirnya menjadi manajer Sungha lalu mempromosikan "anak didiknya" itu di akun Youtube milikinya, ’jwcfree’.
Hingga kini Chanel Youtube Sungha memiliki 500jt lebih views plus 800rb-an lebih subcribers. Remaja yang tak banyak bicara, juga suka nerveous terutama saat konser dihadapan ribuan penonton.
Kini Sungha lebih terkenal daripada negaranya sendiri, Korea Selatan, "I should grow in my skill, not only growing up in my age”.
Mari belajar dari Sungha. Kita hidup bukan sekedar menambah usia, tetapi terutama menumbuhkembangkan talenta yang kita miliki.
Lusius Sinurat
Sungha belajar berbagai macam teknik gitar dari tentornya, Ulli Boegershausen. Dia berlatih satu sampai dua jam sehari pada hari sekolah, sedangkan saat libur sekolah ia belajar sampai tiga jam. Ini anak memang belajar dengan penuh kesungguhan.
Sebetulnya Sungha lebih dulu les piano, tetapi ia tak menemukan 'rohnya' di sana. Baginya gitar adalah gerbang ekspresi jiwanya. Sang ayah, yang akhirnya menjadi manajer Sungha lalu mempromosikan "anak didiknya" itu di akun Youtube milikinya, ’jwcfree’.
Hingga kini Chanel Youtube Sungha memiliki 500jt lebih views plus 800rb-an lebih subcribers. Remaja yang tak banyak bicara, juga suka nerveous terutama saat konser dihadapan ribuan penonton.
Kini Sungha lebih terkenal daripada negaranya sendiri, Korea Selatan, "I should grow in my skill, not only growing up in my age”.
Mari belajar dari Sungha. Kita hidup bukan sekedar menambah usia, tetapi terutama menumbuhkembangkan talenta yang kita miliki.
Lusius Sinurat
bapaknya sbg orang tua yang cerdas melhat potensi dan peluang didlm anaknya anaknya :D
BalasHapusseandainya banyk orgtua yang seperti itu bang
hahaha