"Luarbiasa. Ya, luarbiasa dukungan masyarakat untuk pak Ahok! Minimal itu yang aku rasakan saat aku door to door saat mengajak masyarakat membantu pak Ahok dalam pencalonannya sebagai gubernur DKI 2017 yang akan datang melalui pengisian formulir KTP," kata sahabat-sahabat kita di Jakarta.
"Entah siapa Ahok itu. Aku enggak kenal. Aku di luar pulau. Aku hanya tahu beliau lewat televisi. Tetapi... entah mengapa auranya seakan terbang juga ke daerah kami di Palu ini," tambah member DAG-DKi dari Sulawesi sana.
Tentu karena terbantu oleh media online yang tiada henti hingga 24 jam setiap hari, nama Ahok makin membahana ke seantero Nusantara.
Ahmad Suryani, Fellicita Susantio, Lyana Lukito, Suheryatno, Yessa, Harry Halim, Dewi Lian, Pantri L Patrick, Yohanes Chia, Arthur James Michiels, Donda Yunani, Gina W, Yonalanan Sudarsono, Dandy Marshall,Caroline Jade, Djeni Ha, Shin She Wu, Saut Pangiduan Sahala Parulian,Ken Onisyiwa Oyama, A Setiawan Abadi, dan semua sahabat yang ada di Jakarta dan tak mungkin saya sebut satu per satu di forum ini dengan setia berkeliling dari pintu ke pintu demi Ahok.
Entah apa pula urusannya, sehingga mereka yang di pinggir Jakarta seperti Mulyono dkk., atau mereka dari luar Jawa seperti Lisa Huang, Rantung Devotion, Lusius Sinurat, Yoyok Sunaryo Hadi, Agustin Kwok, dkk., atau juga mereka yang ada di luar negeri seperti Neta Thamrin, Migata Love, Frida Taruna Senjaya, Jeffrey Ho dkk..... turut "pusing" mengurusi ibukota.
Bener bahwa Ibukota Jakarta adalah barometer pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tapi hampir pasti bukan karena itu lantas mereka yang disebut di atas - yang kebetulan dihuni mayoritas orang muda- turut larut dalam kesibukan di Jakarta.
BUKAN. Ini hanya karena seorang Ahok. Ya, Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM yang kini sedang menjalani hari-harinya sebagai gubernur DKI Jakarta. Gaya kepemimpinan Ahok seakan membius kaum muda yang haus akan sosok idola, yang merindukan sosok tegas dan 'bercahaya' dalam mengelola Jakarta.
Tentu saja, aku harus menjelaskan satu hal penting, yakni bahwa Ahok bukanlah seorang nabi, yang hadir dengan pesona kesuciannya. Buktinya, Ahok justru tampil bak paradoks yang melawan segala kebiasaan yang ada selama ini.
Justru di sinilah menariknya sosok Ahok: ia terlahir untuk membiasakan warganya hidup dalam kebenaran, dan bukan seperti yang telah terjadi selama ini, di mana masyarakat lebih suka membenarkan kebiasaan buruk mereka.
Salam kebersamaan dan #1jutaKTPuntukAHOK bersama #DAGDKI2015
Posting Komentar