Pernyataan ini seakan-akan BENAR bila merujuk pada cara para politisi itu menjalankan tugasnya. Tentu sebagai penguasa yang haus tahta!
Tetapi serentak pernyataan ini juga sebagai PEMBENARAN atas tindakan mereka yang keluar dari ajaran agama yang mereka anut.
Kronologinya hidup mereka pun seakan berjalan dalam siklus ini:
- sebelum menjabat : ber-Tuhan.
- saat menjabat: tidak ber-Tuhan.
- setelah pensiun : kembali ber-Tuhan.
Enggak enak di Tuhan dong kalau gitu. Gimana enggak:
- Saat kampanye: Tuhan dijadikan alat kampanye
- Saat menjabat: melarang masyarakat membawa-bawa agama saat ia salah
- Setelah pensiun: masa pertobatan, dan agama menjadi obat penyembuh kejahatan yang telah dilakukan semasa menjabat.
Tongon do ai baya (Beneran kagak tuh?)
Posting Komentar