Kata "dapur" kemudian mengalami perluasan makna seperti "dapur umum" yang menunjuk pada tempat menyediakan makanan secara cuma-cuma untuk orang banyak.
Istilah dapur biasanya erat terkait dengan kegiatan memasak (v) atau membuat (mengolah) penganan, makanan. Kendati demikian kata dapur juga bisa bermakna simbolik, misalnya "isi dapur".
Isi dapur berarti rahasia, sesuatu yang terkait dengan apa yang ada pada seseorang, terutama dalam hal "isi perut" alias tingkat kemampuan ekonomi seseorang.
Dengan demikian, ungkapan "Jangan sampai orang lain tahu isi dapur Anda" atau "Jangan sesekali membeberkan isi dapur Anda ke publik" berarti jangan sampai Anda membuka rahasia Anda, terutama rahasia yang terkait dengan tingkat kesejahteraan Anda.
Selain itu, isi dapur juga menyangkut rahasia sebuah perusahaan atau rahasia sebuah produk perusahaan. Misalnya, "Dalam rangka merayakan Hari Pelanggan Nasional pada 4 September 2014, BCA membuka kesempatan bagi para nasabah untuk melihat langsung ‘isi dapur’ Halo BCA."
Mengintip isi dapur berarti memuaskan rasa penasaran seseorang akan apa yang dimiliki orang lain. Entah mengapa selalu ada saja orang yang ingin tahu isi dapur orang lain.
Menarik bahwa ungkapan isi dapur pun berlaku dalam politik. Persaingan sengit meraih kekuasaan menjadikan teknik bertarung semakin 'miring'. Tak jarang pertarungan antar calon pemimpin berlangsung negatif dan satu sama lain terjadi uapaya untuk saling menjatuhkan.
Dan salah satu upaya itu adalah dengan saling membongkar isi dapur lawan politik. Sayangnya, membongkar isi dapur dalam dunia politik selalu bernada negatif, yakni membongkar borok dan bobrok lawan politik.
Tentu saja maksudnya untuk menjatuhkan lawan, hingga akhirnya demi meraih kemenangan. Sangat jarang sekali trik ini dilupakan para politisi, terutama para pencinta kursi kekuasaan.
Lain halnya dengan seorang pemipin berhati pelayan. Mengetahui isi dapur lawan bukanlah strategi pertamanya
Posting Komentar