Mochtar Ryadi |
Akan tetapi, ada beberapa pengusaha yang melakukan perubahan bisnis inti justru karena melihat peluang yang lebih menguntungkan.
Dengan kata lain, meski perusahaan yang bersangkutan tidak mengalami masalah, tetapi jika ada peluang bisnis di luar perusahaan yang lebih menjanjikan, mereka tak segan-segan melakukan perubahan bisnis inti. Seperti yang dilakukan Putera Sampoerna dan Mochtar Riady.
Kedua pengusaha ini melepas perusahaan intinya justru pada saat kinerja perusahaannya itu berada di puncak.
Berubah karena Melihat Peluang
Putera Sampoerna memutuskan menjual perusahaan rokoknya untuk masuk ke bisnis baru, yakni agroindustri berbasis kelapa sawit dan tebu serta pembangunan jalan tol. Bisnis baru itu berseberangan jauh dengan industri rokok yang sudah digeluti Putera selama lebih dari 30 tahun.
Mochtar Riady melepas LippoBank yang merupakan cikal bakal Grup Lippo. Saat krisis moneter datang, kelompok Lippo ternyata mampu mempertahankan bisnis-bisnis mereka di luar sektor perbankan seperti bidang ritel dan properti.
Alhasil, Mochtar masih memiliki bemper untuk menghadapi krisis, meskipun bisnis intinya di bidang perbankan terpuruk. Sejak tahun 2000, kepemilikan Grup Lippo di LippoBank tinggal 3,06%.
Jadi, bisnis bank tidak lagi menjadi tulang punggung kelompok usaha ini. Grup Lippo kini memiliki empat bisnis utama, yakni keuangan, properti, ritel, dan multimedia.
Lippo Bank, yang didirikan oleh Mochtar Riady sejak 1984, akhirnya benar-benar dilepas sama sekali oleh Mochtar pada Maret 2005. Padahal, saat itu kinerja LippoBank mulai membaik setelah sempat merosot tajam akibat krisis moneter 1997–1998.
Posting Komentar