“Saya melihat benda eksternal dengan tubuh yang saya miliki, saya memegangnya, saya memeriksanya, berjalan mengitarinya.
Akan tetapi bagi tubuh yang saya miliki, saya tidak mengamatinya pada dirinya sendiri; untuk bisa melakukan itu, saya perlu menggunakan tubuh kedua yang juga pada dirinya sendiri tidak bisa saya amati.”[14]
Dengan demikian tubuh adalah jalan bagi manusia untuk bisa mendunia. Tubuh adalah modus mengada manusia di dunia.
Dengan kata lain, seseorang tidak dapat memahami persepsi dalam abstraksinya yang terlepas dari tubuh, karena persepsi selalu terkait tubuh. Persepsi sebagai fenomen menubuh manusia.
Lantas, apa artinya menjadi manusia di dunia, bila untuk mencari kepuasan seksual tak bisa diekspresikan sesuka Anda?
Kita tahu bahwa manusia bukanlah entitas psikis melulu ataupun entitas mekanis belaka, melainkan manusia sebagai tubuh subyek yang hidup dan berada di dunia: Manusia melihat dunia melalui tubuhnya.
Akhrinya, setiap sudut pandang tubuh sebenarnya juga merupakan sudut pandang manusia.
Simpulan
Bagaimana tepatnya fungsi tubuh sebagai subyek bagi manusia? Di dalam proses pembentukan persepsi, tubuh berfungi sebagai skema tubuh, yakni kumpulan disposisi yang bersifat langsung, yang mengarahkan dan memberikan informasi kepada aktivitas motorik manusia.
Lantas, apa artinya menjadi manusia di dunia, bila untuk mencari kepuasan seksual tak bisa diekspresikan sesuka Anda?
Kita tahu bahwa manusia bukanlah entitas psikis melulu ataupun entitas mekanis belaka, melainkan manusia sebagai tubuh subyek yang hidup dan berada di dunia: Manusia melihat dunia melalui tubuhnya.
Akhrinya, setiap sudut pandang tubuh sebenarnya juga merupakan sudut pandang manusia.
Simpulan
Bagaimana tepatnya fungsi tubuh sebagai subyek bagi manusia? Di dalam proses pembentukan persepsi, tubuh berfungi sebagai skema tubuh, yakni kumpulan disposisi yang bersifat langsung, yang mengarahkan dan memberikan informasi kepada aktivitas motorik manusia.
Maka persepsi berakar pada tubuh, dan persepsi manusia terbentuk melalui skema tubuh. Tubuh dan persepsilah yang membentuk gambaran manusia tentang dunia sebagaimana dipersepsikan olehnya.
Persepsi selalu berakar pada tubuh di dalam sebuah lingkungan (environment). Inilah yang disebut sebagai chiasm atau kesalingtumpangtindihan antara persepsi, tubuh, dan dunia.
Metafor daging (flesh) mengacu pada ketidaksadaran dan spontanitas tubuh dalam persentuhannya dengan dunia. Daging, termasuk G-Spot sebagai bagian yang tak terpisahkan darinya adalah organ dari tubuh yang bersifat tidak sadar, namun ia serentak menjadi dasar bagi persepsi dan persentuhan tubuh manusia dengan realitas.
Dari sudut pandang ini, setiap orang tidak hanya berada di dalam dunia, tetapi serentak ia adalah dunia itu sendiri.
Maka kreatiflah memaksimalkan G-Spot dalam tubuh Anda, khusunya dalam pergaulan Anda dengan dunia yang kadang galau dan silau. Saya yakin, dengan cara ini Anda tidak akan pernah risau. Sekian dan Terimakasih.
_____
_____
[14] Taylor Carman, Merleau-Ponty, Oxon, Routledge, 2008. hal. 82
Posting Komentar