"I am nothing! Aku tidak punya apa-apa untuk dibanggakan. Modal sangat terbatas, otak juga pas-pasan aja... Hmm pokoknya enggak cerdas-cerdas amatlah.
Tapi, aku punya satu kelebihan yang sangat kubanggakan, yakni sebentuk hati untuk mengubah kekuranganku itu!", demikian kata seorang gadis manis, rekan kerja sekaligus sahabat istimewaku bertutur liar di di tepi sebuah perjalanan menuju Semarang.
Awalnya aku pikir ini hanya sebuah justifikasi atas kelemahannya. Tetapi tiba-tiba otakku meralat sendiri tentang apa yang sesungguhnya terjadi dengan dirinya. Aku melihat sesuatu yang luarbiasa dibalik tiap kalimat yang keluar dari bibirnya yang selalu atraktif di saat bicara.
Sejenak aku menyimpulkan sembari mengulang-ulang dalam hati apa yang barusan dikatakannya: "Aku punya.... sebentuk hati untuk mengubah kekuaranganku itu".
Ini dia yang membuatku tercengang. Kata-kata itu menggodaku untuk mengajaknya berhenti di sebuah tenda penjual kopi-susu demi tersedianya ruang bagi sahabatku tadi untuk berbagi kisah di masa silam. Hatiku berteriak ingin tahu lebih banyak tentang orang itu.
Di tempat itu, di tempat kami berteduh di sebuah warung kecil, tak jauh dari rel kereta api yang setiap lewat turut meng-ayu-tingting-kan warung yang khusus menjual mie ayam sekaligus tambal ban itu. Kombinasi yang aneh bukan ?
Ya, tetapi ini sungguh terjadi di Gubug, kota kecil di Jawa Tengah ini. hahaha.... Di sudut yang sepintas kumuh itu, aku merasakan kekuatan pribadinya, sekaligus juga gerak hatinya yang bagiku sangat mempesona.
Dia sungguh berbakat di bidang jurnalistik yang memang dulu pernah ia geluti dan sukai ! Aku tahu itu, karena aku melihat bakat luarbiasa itu jauh-jauh hari di saat aku pertama kali mengenalnya. Namun, hari ini, dia seakan tak kuasa untuk tidak bertutur tentang dirinya, terutama tentang kekuatan yang dimilikinya.
Aku senang, karena akhirnya aku tahu bahwa aku bertemu dengan orang hebat bernama Sinta Laga Putri Prasetyaning Suci.
Begitulah manusia bergerak seturut kemauan yang bersumber dari hati.Teman-teman, saya selalu punya keyakinan bahwa setiap orang memiliki berbagai memiliki potensi luarbiasa di dalam dirinya, serta merta juga selalu mendapat peran dalam hidupnya.
Begitulah manusia bergerak seturut kemauan yang bersumber dari hati.Teman-teman, saya selalu punya keyakinan bahwa setiap orang memiliki berbagai memiliki potensi luarbiasa di dalam dirinya, serta merta juga selalu mendapat peran dalam hidupnya.
Sesederhana apapun orang itu, bahkan ketika orang itu merasa samasekali tak punya apapun. Kuncinya hanya satu: "milikilah hati yang baik maka dunia akan menjadi milikmu."
Memilki hati yang tulus sama halnya dengan memiliki niat untuk berubah yang tulus pula. Sebab, hati yang tulus pasti akan menghalau setiap akal bulus, mereka yang berhati tulus tak akan kalah oleh godaan pikiran untuk bermalas-malasan, pun tak akan menghalau segala logika kebenaran yang ada.
Pengalaman di Kalimaro, sebuah desa nun jauh dari gerak macet perkotaan, tiba-tiba menyedot perhatianku. D
engan bahasa ibu yang berbeda, aku harus meladeni celotehan asing di telinga, tapi juga tertawa yang sepintas tampak menghina. Anda tahu kenapa ?
Karena aku tak mengerti mereka. Itu terjadi pada hari selasa, 17 April 2012 lalu, ketika situasi seakan mengharuskan aku berkomunikasi, sekaligus bersosialisasi dengan mereka. Siapapun pastinya pula mengharap yang terbaik pada setiap perannya.
Sayangnya, kita memiliki banyak keterbatasan, baik terbatas waktu, tenaga, finansial dan sebagainya. Bahkan, tak jarang kita temui, orang-orang yang sukses dalam satu peran, namun gagal di peran yang lain.
Misalnya saja, ia seorang Pimpinan Perusahaan yang hebat, namun rumah tangganya berantakan. Atau, dia seorang aktivis yang pintar, namun jarang masuk kuliah, dan nilainya mengkhawatirkan.
Nah, bagaimanakah kita menempatkan peran-peran kita dengan sebaik-baiknya? Belajar dari Sinta, pandailah membuat skala prioritas.
Ketika Anda berada di tempat kerja, maka optimalkan peran Anda sebagai karyawan.
Namun, saat kita berada di rumah, maka berperanlah sebagai anggota keluarga yang baik. Berilah waktu untuk orang-orang yang Anda cintai.
Sebelum kita menyesal, maka berilah perhatian pada orang-orang yang kita cintai. Jangan kalahkan kepentingan mereka dengan target-target kesuksesan yang kita buat.
Karena, sesungguhnya energi cinta dari mereka lah yang tetap membuat kita tetap semangat untuk meraih sukses itu sendiri. Lagi, jangan pernah lupa memanjakan diri !
Sesibuk apapun kita, sesekali memanjakan diri sendiri tidak ada salahnya. Memforsir diri terlalu berlebih akan mengantarkan kita pada stress bahkan depresi. Luangkan waktu untuk diri sendiri. Dengarkan musik, berolahraga, pergi ke salon, membaca buku, lakukan apa yang Anda senangi dan positif akan merilekskan diri Anda!
Selanjutnya, buatlah perencanaan dengan realistis. Setiap kita pastinya menginginkan sukses dengan segera. Namun, berusahalah untuk tetap realistis. Jika Anda memiliki 10 prioritas pencapaian pada satu hari, maka jika terpenuhi 3 teratas saja itu sudah cukup baik.
Penghargaan pada diri sendiri. Apapun yang sudah Anda pilih dalam hidup Anda, maka itulah yang terbaik. Anda tidak perlu menyesali, meski itu kegagalan. Justru, kita bisa belajar banyak dari kegagalan, dan tahu cara melakukan segalanya dengan lebih baik.
Kalimaro, 19 April 2012
Posting Komentar