Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu - yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas ... (1 Ptr 1: 7)
Suatu hari Tuhan mengajak seseorang ke sebuah bukit yang penuh dengan batu-batuan besar. Kemudian Tuhan berkata, "Tugasmu sederhana, doronglah batu itu!"
Batu itu terlihat besar, namun orang itu segera melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Tanpa banyak berbantah ia mencoba mendorong batu itu, namun batu itu tetap kokoh dan tidak bergerak sedikitpun juga.
Setahun, dua tahun dan sampai tahun yang kelima orang itu masih tetap setia mendorong batu itu. Ia sudah berusaha semaksimal mungkin, ia sudah memikirkan segala cara agar batu itu bisa bergerak, tapi batu itu terlalu besar baginya.
Ia merasa gagal, karena sedikitpun batu itu tidak bergerak. Ia heran, bagaimana caranya untuk menyelesaikan tugas sederhana yang Tuhan berikan itu. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk datang kepada Tuhan.
Dalam keadaan bingung dan merasa gagal orang itu berkata, "Tuhan. ...maafkan aku, aku belum dapat menggeser batu besar itu."
Tuhan tersenyum melihatnya, dan dengan bijaksana Tuhan menjawab orang itu, "Siapa yang menyuruhmu untuk menggeser batu yang besar itu? Aku hanya menyuruhmu untuk mendorongnya."
Orang itu bertambah bingung, lalu bertanya lagi, "Apakah itu berarti Tuhan menyuruhku untuk melakukan hal yang sia-sia?"
Kata Tuhan, "Coba lihat dirimu, kamu sudah jauh berbeda dari saat pertama datang ditempat ini. Otot-ototmu sekarang menjadi kuat, tanagamu bertambah dan staminamu menjadi luar biasa. Kamu telah belajar tentang arti ketaatan, kesabaran, dan ketekunan. Sekarang, mari akan Aku tunjukkan tugas yang sebenarnya yang telah Kusiapkan untukmu!"
Kata Tuhan, "Coba lihat dirimu, kamu sudah jauh berbeda dari saat pertama datang ditempat ini. Otot-ototmu sekarang menjadi kuat, tanagamu bertambah dan staminamu menjadi luar biasa. Kamu telah belajar tentang arti ketaatan, kesabaran, dan ketekunan. Sekarang, mari akan Aku tunjukkan tugas yang sebenarnya yang telah Kusiapkan untukmu!"
* * * * *
Sebagai seorang percaya, kita tidak selalu bisa memahami maksud Tuhan dalam hidup kita. Kadangkala Tuhan menempatkan kita dalam suatu keadaan yang seaakan-akan kita tidak mampu mengerjakannya.
Ada kalanya kita merasa gagal, frustasi dan tidak sanggup lagi melakukannya. Namun kita harus ingat bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan untuk kita, tetapi bukan segala sesuatu menyenangkan hati kita.
Sebagai seorang percaya, kita tidak selalu bisa memahami maksud Tuhan dalam hidup kita. Kadangkala Tuhan menempatkan kita dalam suatu keadaan yang seaakan-akan kita tidak mampu mengerjakannya.
Ada kalanya kita merasa gagal, frustasi dan tidak sanggup lagi melakukannya. Namun kita harus ingat bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan untuk kita, tetapi bukan segala sesuatu menyenangkan hati kita.
Di balik semua penderitaan atau pergumulan yang kita hadapi Tuhan memiliki rencana yang indah, jauh melampaui apa yang kita pikiran saat ini.
Percayalah, bahwa ini adalah masa-masa persiapan yang harus kita lalui untuk sebuah tugas penting yang sedang Tuhan persiapkan bagi kita. Jadi, mengapa kita tidak memiliki cara pandang yang positif tentang hidup kita saat ini?
Bagaimana dengan diri kita saat menghadapi keadaan yang serba sulit sekarang ini ? Mau ‘nyalahin Tuhan dan bilang "Tuhan, aku nyerah dech!” atau tetap berjalan bersama dengan Tuhan dan percaya kepada-Nya?
Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Filipi 3:13b-14).
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak (1 Korintus 9:26-27); dan Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Korintus 12:9b-10).
Bagaimana dengan diri kita saat menghadapi keadaan yang serba sulit sekarang ini ? Mau ‘nyalahin Tuhan dan bilang "Tuhan, aku nyerah dech!” atau tetap berjalan bersama dengan Tuhan dan percaya kepada-Nya?
Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Filipi 3:13b-14).
Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak (1 Korintus 9:26-27); dan Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Korintus 12:9b-10).
Posting Komentar