Keselamatan juga bukan mengenai apa yang akan terjadi di masa depan? Sebab orang yang berpikir ke masa lalu akan berpura-pura iba, “Kasihan Yesus ya... keren-keren kok lahir di kandang domba?”
Sementara orang yang berorientasi ke masa depan akan berkhayal, "Kalau Allah berkenan, kalau Yesus lahir 5-10 tahun lagi, ia datang dalam sosok cerdas seperti Steve Jobs.”
Keselamatan Terjadi Sekarang dan Saat Ini
Keselamatan itu terjadi kini dan saat ini (hic et nunc). Dia bukan kronos (waktu) tapi khairos (saat), tepatnya saat di mana kita sungguh hidup benar dan tulus hati dalam menyambut kehadiran Tuhan dalam hidup kita.
Menguti pemazmur, “Bersukacitalah karena TUHAN, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.” (Mzm 97:12). Inilah yang kita rayakan setiap tanggal 25 Desember: Christus natus est ! Ya, Kristus telah lahir, mari kita sambut dengan gembira. Aleluia.
Begitulah Natal bernada gembira kendati dengan nuansa kesederhanaan yang tersedia. Di kandang domba, di bawah sambutan para gembala.
Pertanyaannya adalah mengapa kita mesti menunggu Natal di setiap akhir tahun? Si miskin di kolong jembatan mungkin akan menimpali, “Ngapain pusing... Kristus lahir atau tidak.. kagak ada pengaruhnya buat kami. Tetap aja kami tak pernah merasakan penyelamatan dari orang-orang yang merasa sudah diselamatkan oleh Tuhan itu.”
Selanjutnya si kaya - yang seluruh hidupnya menghirup nafasnya sendiri karena tiupan lembut AC ruang kerjanya dan di rumahnya yang bak istana di perumah elitnya akan berkomentar genit, “So what gitu loh... Mau lahir kapan pun Yesus lahir kagak ngaruh. Justru klo bisa saya usul, Natal itu dirayain bulan oktober aja deh...biar enggak berat mikirin THR untuk karyawan saya.“ Lanjut Baca!
Posting Komentar