Tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. (Matius 5:24).
Seberapa jauh perjalanan yang harus Anda tempuh untuk menyelesaikan masalah dengan saudara atau teman yang tidak mau berbicara lagi dengan Anda selama 10 tahun terakhir ini?
Bersediakah Anda menempuh perjalanan sejauh 480 kilometer, dari Jakarta sampai Solo, dengan mengendarai mesin pemotong rumput?
Karena tidak bisa menyetir dan tidak suka naik bus, Alvin Straight benar-benar melakukan hal seperti itu. Ia melakukan perjalanan dengan menggunakan mesin pemotong rumput dari Iowa sampai ke Wisconsin, yang kira-kira berjarak sama dengan kedua kota yang saya sebut di atas.
Kisah itu dipaparkan dalam sebuah film yang membangkitkan rasa ingin tahu, yaitu The Straight Story. Ini merupakan drama kehidupan kehidupan nyata tentang seorang seorang pria berusia 73 tahun yang memutuskan untuk mengakhiri kesunyian, menghentikan kebencian dan menghancurkan tembok kemarahan yang telah memisahkan ia dan saudaranya.
Saya menonton kisah tersebut di rumah beserta beberapa orang teman, dan semuanya termasuk saya tidak ada yang berbicara, semuanya terdiam dari awal sampai film berakhir. Saya merenungkan tentang setiap keretakan hubungan yang saat itu pasti muncul dalam pikiran orang-orang yang duduk dalam kegelapan tersebut.
Saya juga merenungkan kata-kata Yesus yang meminta kita berdamai dengan orang-orang yang telah menjauhi kita.
Ia berkata, "Jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu" (Matius 5:23-24).
Saat ini, adakah seorang kerabat, teman atau saudara di dalam Kristus yang perlu diajak berdamai oleh Anda? Jika demikian, mengapa Anda tidak segera menghampirinya? Sakit hati terhadap sesama akan menghalangi hubungan Anda dengan Allah.
Lusius Sinurat
Seberapa jauh perjalanan yang harus Anda tempuh untuk menyelesaikan masalah dengan saudara atau teman yang tidak mau berbicara lagi dengan Anda selama 10 tahun terakhir ini?
Bersediakah Anda menempuh perjalanan sejauh 480 kilometer, dari Jakarta sampai Solo, dengan mengendarai mesin pemotong rumput?
Karena tidak bisa menyetir dan tidak suka naik bus, Alvin Straight benar-benar melakukan hal seperti itu. Ia melakukan perjalanan dengan menggunakan mesin pemotong rumput dari Iowa sampai ke Wisconsin, yang kira-kira berjarak sama dengan kedua kota yang saya sebut di atas.
Kisah itu dipaparkan dalam sebuah film yang membangkitkan rasa ingin tahu, yaitu The Straight Story. Ini merupakan drama kehidupan kehidupan nyata tentang seorang seorang pria berusia 73 tahun yang memutuskan untuk mengakhiri kesunyian, menghentikan kebencian dan menghancurkan tembok kemarahan yang telah memisahkan ia dan saudaranya.
Saya menonton kisah tersebut di rumah beserta beberapa orang teman, dan semuanya termasuk saya tidak ada yang berbicara, semuanya terdiam dari awal sampai film berakhir. Saya merenungkan tentang setiap keretakan hubungan yang saat itu pasti muncul dalam pikiran orang-orang yang duduk dalam kegelapan tersebut.
Saya juga merenungkan kata-kata Yesus yang meminta kita berdamai dengan orang-orang yang telah menjauhi kita.
Ia berkata, "Jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu" (Matius 5:23-24).
Saat ini, adakah seorang kerabat, teman atau saudara di dalam Kristus yang perlu diajak berdamai oleh Anda? Jika demikian, mengapa Anda tidak segera menghampirinya? Sakit hati terhadap sesama akan menghalangi hubungan Anda dengan Allah.
Lusius Sinurat
Posting Komentar