Di dalam bisnis, pencapaian keuntungan kompetitif melalui manusia, melibatkan secara mendasar, pola perhatian bagi tenaga kerja serta hubungan antara mereka. Ada dua alasan yang mendasar, bagaimana keberhasilan yang diperoleh dari pembinaan tersebut dapat dipertahankan dan tidak mudah ditiru oleh kompetitor lainnya.
Keberhasilan yang diraih dari pembinaan yang efektif dari tenaga manusia umumnya menyangkut sumbernya tidak mudah terindera. Sekalipun diuraikan dalam berbagai bentuknya, tetap saja sukar dimengerti.
Contoh yang jelas terjadi pada Nordstrom, rantai pasar swalayan. Tahun demi tahun Nordstrom terus saja tumbuh. Nordstrom memperkenalkan kompensasi kepada karyawannya dengan sistem komisi. Kompetitor lainnya kemudian meniru.
Mengubah sistem komisi tidak dengan sendirinya mengimbangi apa yang dicapai oleh Nordstrom, bahkan tidak pula merubah peta persaingan.
Bahkan pada kasus-kasus tertentu, sistem kompensasi ini justru menimbulkan keresahan serta menggairahkan upaya buruh untuk berkelompok membentuk asosasi terutama bilamana sistem ini dinilai tidak adil ataupun dibentuk seenaknya saja.
Budaya bagaimana manusia dibina serta pengaruhnya terhadap sikap dan keterampilannya sering dilayani sebagai sisi lunak dari bisnis, sehingga tidak jarang dilihat dengan sebelah mata, ataupun sering sukar untuk menerima dinamika dari suatu perusahaan tertentu dan bagaimana ia beroperasi, karena cara manusia dibina sering sekali menjadi satu dalam sistemnya.
Sangat mudah untuk meniru satu aspek, namun sangat sukar meniru berbagai segi secara utuh dan lengkap.
Masalahnya adalah bahwa perubahan itu perlu dilaksanakan secara nalar dan juga karena kemampuan untuk mengertikan sistem dari praktek-praktek manajemen sudah terbendung sejak awal kelahiran manajemen itu sendiri.
Bukti sejarah memperlihatkan bahwa efisiensi dan efektivitas dari tenaga kerja telah membawa keuntungan keluarannya ribuan kali bagi produksi makanan. 4% dari tenaga kerja yang berkaitan langsung dalam pertanian pada tahun 1945 memproduksikan lebih dari 50 % hasil dari tenaga kerja yang sejenis pada tahun 1845 di Amerika Serikat.
Hal ini diperlihatkan pada gmb.1. Sebagai pembanding digelarkan juga transformasi yang paralel, menurunnya tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan manufaktur dalam ekonomi industri dari 40 % menjadi kurang dari 5 % dalam ekonomi transformasi.
Posting Komentar