Dalam tulisan ini saya membatasi tema "Karunia-karunia Roh Kudus" pada poin-poin penting saja, yakni Karunia-karunia Roh Kudus berdasarka Kitab Suci. Kita sadar bahwa tema "Roh Kudus" terkadang sangat sensitif, hingga tak mengherankan bila Ia kerapkali dipahami secara salah, bahkan sesat.
Mungkin Anda pernah menyaksikan atau mendengar bahwa ada orang yang begitu 'getol' belajar bahasa roh (Roh Kudus ?) hingga tiap kalia ia bergumam: "adakabra... adakabara..... ssshhhss... sssshhhhsssss..." dalam doa-doanya. Doa-doa 'normal' pun dijawab dengan kata-kata seperti amin, aleluia, bahkan mendesis.
Demikianlah fenomena di jaman ini terjadi. Di satu sisi orang sangat rasional tapi di sisi lain ia juga menyukai fenomena-fenomena mistis. Penampakan-penampakan (Yesus, Maria, atau orang kudus tertentu) laku keras, bahkan dicari-cari.
Di tempat lain juga ada klaim seseorang bahwa ia berbicara atas nama Roh Kudus: "...dalam nama Yesus, sembuhlah!", katanya di hadapan pasien di rumah sakit yang membutuhkan ketenangan. Si sakit lantas sembuh? Ntar dulu deh ! Kalau demikian, di mana letak kesalahan ataupun kebenaran dari semua tindakan semacam ini?
Pada tulisan ringkas ini saya ingin mengajak Anda untuk kembali pada ajaran iman kita yang tertera dalam Kitab Suci, yang berakar pada Tradisi suci, pun sebagaimana dirumuskan oleh para Bapa Gereja selama berabad-abad lamanya.
KARUNIA-KARUNIA ROH KUDUS
Tanpa bermaksud mereduksi siapa Roh Kudus sesungguhnya, saya hanya membatasi tulisan ini pada karunia-karunia Roh Kudus. Jadi, bukan pertama-tama membabakkan sejarah ataupun Pribadi Roh Kudus kepada pembaca/bloggers sekalian.
Dalam berbagai literatur yang saya baca, baik buku maupun media internet nan cangggih itu, ada semacam kekuatiran Gereja akan fenomena penyalah-gunaaan Roh Kudus demi kepentingan pribadi atau kelompok/sekte tertentu; tak jarang demi mengumpulkan sebanyak mungkin pengikut mereka.
Untuk itu Gereja mengajak kita untuk kembali pada pemahaman serta penghayatan iman kita kepada Allah Tritunggal (Allah Bapa dan Allah Putera dan Allah Roh Kudus). Hanya dengan cara iniliah kita bisa memahami siapa (bukan apa?) sesungguhanya Roh Kudus, dan bagaimana Ia bekerja dalam hidup kita.
Untuk itu Gereja mengajak kita untuk kembali pada pemahaman serta penghayatan iman kita kepada Allah Tritunggal (Allah Bapa dan Allah Putera dan Allah Roh Kudus). Hanya dengan cara iniliah kita bisa memahami siapa (bukan apa?) sesungguhanya Roh Kudus, dan bagaimana Ia bekerja dalam hidup kita.
Ringkasnya, Roh Kudus itu harus kita letakkan pada karyaNya yang agung dalam hidup kita. Inilah yang selanjutnya saya sebutkan dengan "karunia" Roh Kudus. Lagi, menurut Kitab Suci, khususnya Perjanjian Baru yang banyak mengetengahkan karya Roh, karunia-karunia itu tampak jelas hadir sejak awal karya Penciptaan hingga kini, dalam diri kita masing-masing.
Dalam bahasa yang lebih sistematis, karya itu dapat dibagi dua bagian besar, yakni:
A. Karunia-karunia Pelayanan
A. Karunia-karunia Pelayanan
Karunia-karunia pelayanan ini didasarkan pada Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus (Ef 4:11). Surat ini bunyinya sebagai berikut: "Dan Ialah (Roh Kudus, red) yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar."
Dalam surat ini Paulus menegaskan karya Roh Kudus itu tampak dalam diri:
(i) Roma 12:6-8
Dalam surat ini Paulus menegaskan karya Roh Kudus itu tampak dalam diri:
- Rasul-rasul
- Nabi-nabi
- Pemberita-pemberita Injil
- Gembala-gembala
- Pengajar-pengajar.
Mengenai karunia-karunia Pribadi, Paulus memaparkannya secara tegas dalam suratnya kepada jemaat di Roma (Rm 12: 6-8) dan surat kepda jemaat di Korintus (1 Kor 12:8-10).
"Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita."
Berdasarkan surat ini kita dapat melihat bahwa karunia-karunia Roh kudus juga bersifat personal. Karunia-karunia itu tidak saja bekerja dalam diri mereka yang dipanggil menjadi utusan Allah secara khusus. Roh Kudus juga memberi karunia kepada setiap orang, khususnya mereka yang percaya kepada Allah.
Adapun karunia-karunia pribadi yang dimaksud adalah
Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu."
Dari surat di atas, kita menemukan sembilan karunia kepada pribadi-pribadi yang secara khusus dianugerahkan oleh Roh Kudus. Kesembilan anugerah itu adalah:
Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita."
Berdasarkan surat ini kita dapat melihat bahwa karunia-karunia Roh kudus juga bersifat personal. Karunia-karunia itu tidak saja bekerja dalam diri mereka yang dipanggil menjadi utusan Allah secara khusus. Roh Kudus juga memberi karunia kepada setiap orang, khususnya mereka yang percaya kepada Allah.
Adapun karunia-karunia pribadi yang dimaksud adalah
- Karunia Bernubuat
- Karunia Melayani
- Karunia Mengajar
- Karunia Menasehati
- Karunia Membagi-bagikan
- Karunia Memberi Pimpinan
- Karunia Menunjukkan Kemurahan.
(ii) 1 Korinut 12:8-10
Berkaitan dengan karya atau karunia Roh Kuds dalam hidup kita, Paulus menegaskan sebagai berikut: "Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu."
Dari surat di atas, kita menemukan sembilan karunia kepada pribadi-pribadi yang secara khusus dianugerahkan oleh Roh Kudus. Kesembilan anugerah itu adalah:
- Karunia untuk berkata-kata dengan hikmat
- Karunia untuk berkata-kata dengan pengetahuan
- Karunia iman
- Karunia untuk menyembuhkan
- Karunia untuk mengadakan mujizat
- Karunia untuk bernubuat
- Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh
- Karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh
- Karunia untuk menafsirkan bahasa roh
Jangan lupa, tulisan berikutnya akan mengetengahkan secara lebih jelas mengenai karunia-karunia ini. Selamat merenung dan melanjutkan peziarahan bersama saya.. hehehehe. > Lanjut Baca!
Posting Komentar