Sering banget kita dengar alasan orang untuk melalaikan pekerjaannya dengan kalimat pendek,
“Maaf, aku lagi sibuk banget!”
Pada tingkat tertentu kata “SIBUK” seperti kata yang memiliki nilai sakralitas yang sangat tinggi. Dengan kata itu semua persoalan seakan “selesai”.
Nyaris tiap menit ada orang yang mengatakan hal ini. Di tempat saya berkarya juga ada saja jenis orang yang selalu menghindari tanggungjawabnya dengan alasan sibuk, entah sibuk dengan pekrjaannya - yang katanya sangat menyita waktu banyak, entah karena sibuk dengan urusan keluarganya.
Jawaban, tepatnya pernyataan “maaf, saya sendang sibuk!”
Seakan menjadi kata magis untuk mengatakan hal yang sama dengan kalimat berbeda,
“Saya tidak bisa atau tidak mau mengerjakan kewajiban saya!”
Tragisnya, kita yang mendengar, tepatnya yang mempertanyakan komitmen dan kesetiaan orang jenis “sok sibuk” tadi hanya bisa mengelus dada dan menjawab,
“Ya sudah… Mau bagaimana lagi?”
Jawaban ini juga sebetulnya bukan jawaban yang tulus. Karena, entah terungkap lewat ekspresi berbeda, sesungguhnya kita tidak mudah menerima alasan seperti di atas.
Seakan menjadi kata magis untuk mengatakan hal yang sama dengan kalimat berbeda,
“Saya tidak bisa atau tidak mau mengerjakan kewajiban saya!”
Tragisnya, kita yang mendengar, tepatnya yang mempertanyakan komitmen dan kesetiaan orang jenis “sok sibuk” tadi hanya bisa mengelus dada dan menjawab,
“Ya sudah… Mau bagaimana lagi?”
Jawaban ini juga sebetulnya bukan jawaban yang tulus. Karena, entah terungkap lewat ekspresi berbeda, sesungguhnya kita tidak mudah menerima alasan seperti di atas.
Yang paling parah ialah bila orang yang sama juga memberi jawaban yang sama (”Saya sedang sibuk”) tadi… saat kita bertanya hal sama hingga berkali-kali.
“Kesal dan sungguh menyebalkan!”
Begitulah manusia, yang hidupnya unpredictable, tak terduga dan sungguh tak bisa ditebak. Bayangkan saja, saat diberi tugas atau pekerjaan tertentu si orang sibuk tadi akan mengatakan
“Ya”, “OK”, “Beres”, “Gampang”, dst.
Tapi, kenapa ya, di waktu yang tak lama berselang, ia lantas mengatakan,
“Waduh, belum kelar euy… Maklum aja, saya sedang sibuk”?!????!!!….
Cimahi, 9 Mei 2011- Tulisan ini juga dimuat dalam http://www.kompasiana.com/luciusinurat
“Kesal dan sungguh menyebalkan!”
Begitulah manusia, yang hidupnya unpredictable, tak terduga dan sungguh tak bisa ditebak. Bayangkan saja, saat diberi tugas atau pekerjaan tertentu si orang sibuk tadi akan mengatakan
“Ya”, “OK”, “Beres”, “Gampang”, dst.
Tapi, kenapa ya, di waktu yang tak lama berselang, ia lantas mengatakan,
“Waduh, belum kelar euy… Maklum aja, saya sedang sibuk”?!????!!!….
Cimahi, 9 Mei 2011- Tulisan ini juga dimuat dalam http://www.kompasiana.com/luciusinurat
Posting Komentar